REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Fernan Rahadi/ Wartawan Republika
Tanpa terasa, Piala Dunia 2014 akan memasuki pekan kedua. Berbagai pertandingan seru, hasil-hasil mengejutkan, sampai sejumlah drama di atas lapangan telah terjadi sepanjang sepekan pertama lalu. Seperti edisi-edisi Piala Dunia sebelumnya, berbagai kejadian tersebut menjadi topik yang menarik untuk diperbincangkan.
Hingga saat ini (Rabu 18/6 petang-Red), laga di mana Belanda menghancurkan Spanyol dengan skor 5-1 di Grup B bisa dibilang menjadi partai yang paling menarik. Selain karena kemenangan oleh tim muda Belanda atas sang juara bertahan, partai tersebut menjadi bukti runtuhnya taktik tiki-taka yang selama bertahun-tahun menjadi jaminan kemenangan La Furia Roja oleh total football yang kembali diperagakan Oranje di era Louis van Gaal.
Selain itu, ada juga partai klasik Italia versus Inggris yang sekali lagi membuktikan kedigdayaan Gli Azzurri tiap kali berhadapan dengan the Three Lions. Kemenangan pasukan Cesare Prandelli dengan skor 2-1 ibarat de javu laga perempat final Euro 2012 lalu di mana saat itu Mario Balotelli cs menang lewat adu penalti.
Ada juga partai Jerman versus Portugal yang juga menjadi pengulangan laga di Kharkiv, Ukraina, dua tahun lalu. Bedanya, kali ini der Panzer menang dengan skor lebih besar, yakni 4-0. Partai yang berlangsung di Arena Fonte Nova, Salvador, itu juga diwarnai insiden kartu merah Pepe yang kedapatan menanduk penyerang Jerman yang muncul sebagai bintang karena hattrick-nya, Thomas Mueller.
Namun, salah satu yang paling menonjol dari laga-laga perdana tim-tim peserta Piala Dunia adalah blunder yang dilakukan kiper-kiper kawakan dalam turnamen kali ini. Tercatat, sudah dua penjaga gawang senior melakukan kesalahan elementer yang menyebabkan keuntungan bagi tim lawannya.
Kesalahan pertama dilakukan Iker Casillas. Kecerobohan kapten Spanyol itu dalam mengontrol bola seusai menerima umpan back-pass Sergio Ramos membuat bola direbut striker Belanda, Robin van Persie, yang dengan mudah tinggal mencocorkan bola ke gawang yang telah kosong. Akibat gol itu, mental sang juara bertahan jatuh. Selang delapan menit dari gol itu, Arjen Robben menyempurnakan kemenangan timnya 5-1.
Suami Sara Carbonero itu memang tengah menjalani musim yang sulit tahun ini. Ia dinomorduakan oleh pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti, yang lebih memilih memberi tempat utama kepada Diego Lopez. Meskipun demikian, hal itu seharusnya tidak menjadi pembenaran mengingat ia adalah pemain paling berpengalaman di tubuh skuat La Furia Roja saat ini.
Kemudian, kesalahan kedua diperbuat oleh kiper Rusia, Igor Akinfeev. Penjaga gawang berusia 28 tahun itu tidak mampu menahan tendangan lemah striker pengganti Korea Selatan, Lee Keun-Ho. Bola yang ingin ditangkap kiper CSKA Moscow itu justru terlepas dan masuk ke gawangnya.
Kesalahan tersebut tentunya membuat Akinfeev malu. Hal itu disebabkan pemain yang pernah menyabet penghargaan kiper muda terbaik Eropa 2008 itu adalah salah satu pemain dengan penampilan terbanyak di skuat Rusia saat ini. Apalagi, ia sudah pernah mengikuti tiga edisi Piala Eropa tahun 2004, 2008, dan 2012.
Sejumlah kiper berpengalaman lain juga tak luput dari performa buruk sejauh ini. Sebut saja kiper Uruguay, Fernando Muslera (28), yang gawangnya dijebol tiga kali oleh tim kuda hitam Kosta Rika, atau Stipe Pletikosa (35), yang tampil tidak meyakinkan di bawah mistar Kroasia.
Mungkin satu-satunya performa gemilang sejauh ini dibukukan Guillermo Ochoa (28). Kiper Meksiko itu menjadi man of the match pada laga kedua melawan Brasil yang berakhir skor kacamata. Tercatat, ia melakukan enam kali penyelamatan gemilang dari serbuan para pemain Brasil.
"Saya tidak suka kiper mereka (Meksiko). Ia sangat spektakuler. Ia melakukan pekerjaannya dengan tenang dan percaya diri di lapangan," puji pelatih Brasil, Luis Felipe Scolari.
Pada laga pertama, penjaga gawang klub Prancis, Ajaccio, itu juga sukses mengamankan kemenangan timnya atas Kamerun seusai menggagalkan peluang Maxim Choupo-Moting pada menit-menit terakhir.
Pencapaian pada dua laga pertama ini tentunya menjadi pembuktian Ochoa. Pada dua edisi Piala Dunia sebelumnya, ia juga masuk ke dalam skuat, tapi gagal menjadi kiper utama. Pada 2010 lalu, ia bahkan dicadangkan pada detik-detik terakhir menjelang dimulainya turnamen.
Well. Piala Dunia masih menyisakan dua-tiga pekan lagi. Patut ditunggu aksi-aksi para penjaga gawang yang sudah jauh-jauh hari diprediksi akan bersinar, tapi sejauh ini belum terlihat, sebut saja Thibaut Courtois (Belgia) atau Joe Hart (Inggris).