REPUBLIKA.CO.ID, Ada aturan baru saat akan berlangsungnya Piala Dunia 1970 di Meksiko. Ketentuan baru yang dilansir FIFA menyebutkan bahwa setiap tim yang berlaga di lapangan hijau bisa mengganti maksimal dua pemain kapan saja selama pertandingan berlangsung.
Sebelum aturan baru itu berlaku, pemain hanya bisa diganti jika benar-benar mengalami cedera di lapangan sesuai dengan hasil pemeriksaan tim medis. Bahkan pada masa awal laga Piala Dunia, pemain yang cedera di lapangan pun tak dapat digantikan rekannya.
Ajang olah bola di Meksiko ini juga mencatat sejarah tersendiri. Untuk kali pertama, pertandingan sepak bola Piala Dunia dapat disaksikan secara langsung di layar televisi, sekalipun belum semua benua menikmatinya.
Kejutan telah muncul saat prakualifikasi Piala Dunia. Beberapa tim dengan tradisi sepak bola yang begitu kuat justru tak lolos. Spanyol, Yugoslavia, Belanda, Prancis, dan Portugal (juara ketiga dalam Piala Dunia 1966) terpaksa hanya bisa menjadi penonton. Argentina juga tersingkir oleh Peru yang kala itu permainannya sedang menanjak.
Ada juga hal lain yang mengejutkan, saat perempat final antara Uruguay melawan Uni Soviet dalam pertarungan yang amat brutal. Menjelang laga berakhir, Cubilla dari Uruguay bermaksud mengamankan bola dengan mengirimkannya ke penjaga gawang. Namun, sebelum diselamatkan kiper, bola sempat melintasi garis gawang.
Pemain Soviet protes ke wasit dan minta agar hal itu dianggap gol. Apa lacur, sang wasit tetap bergeming dan tak menganggap itu sebagai gol. Uruguay tetap menang 1-0.
Piala Dunia 1970 merupakan arena Brasil untuk meneruskan tradisi sepak bola indah. Empat pemain Brasil yang telah memperkuat timnya di Piala Dunia 1966 telah memperlihatkan kematangan bermain. Mereka adalah Tostao, Gerson, ‘si ajaib’ Pele, dan Jairzinho yang dijuluki ‘si angin puyuh’. Ditambah Rivelino dan Carlos Alberto, mereka inilah yang menjadi pilar utama skuad Brasil.
Di penyisihan grup, Brasil membukukan kemenangan atas Cekoslovakia 4-1, atas Inggris 1-0, dan atas Rumania 3-2. Dalam perempat final, Brasil menekuk Peru dengan 4-2. Uruguay pun tak berdaya menahan gempuran Brasil di semifinal dan menyerah 1-3.
Brasil bertemu Italia di final. Italia sempat menyingkirkan tuan rumah Meksiko di perempat final (4-1) dan menjungkalkan Jerman di semifinal (4-3). Padahal, Jerman memiliki Gerd Mueller yang menjadi pencetak gol terbanyak (10 gol).
Banyak yang memperkirakan pertarungan bakal seru dan seimbang. Kenyataannya, Brasil amat mendominasi atraksi di lapangan. Apalagi kiper Felix, Clodoaldo, Piazza, dan Everaldo juga memukau. Brasil pun unggul telak 4-1.
Jadilah Brasil juara kali ketiga. Piala Jules Rimet pun menjadi milik tetap Brasil sehingga harus dibuatkan duplikat Piala Dunia yang baru.