REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Lini belakang jadi titik lemah Meksiko. Tim berjulukan El Tri ini masih akan mengandalkan pemain tua untuk menjadi tembok pertahanan pada Piala Dunia 2014. Mandeknya regenerasi di posisi bek, membuat Meksiko tak punya pilihan lain untuk tidak mengandalkan para veteran.
Setidaknya, ada tiga bek kawakan yang bakal diandalkan Meksiko. Pertama adalah Rafael Marquez (35 tahun). Sosok pemain yang sudah mengoleksi 120 caps tersebut diharapkan dapat mengayomi pasukan El Tri di Negeri Samba. Brasil akan menjadi panggung terakhirnya di pentas dunia setelah selalu memperkuat Meksiko pada tiga edisi Piala Dunia sebelumnya.
Bukan hanya Marquez yang usianya sudah berkepala tiga. Rekan duetnya, Francisco Javier Rodrigez (32 tahun), juga merupakan salah satu andalan Meksiko untuk menggalang pertahanan. Pun dengan bek Juan Carlos Valenzuela yang baru saja genap berusia 30 tahun pada Maret lalu.
Dari segi pengalaman, keberadaan mereka memang dibutuhkan. Tapi bukan rahasia lagi bahwa semakin tua usia seorang pemain akan semakin turun stamina dan kecepatannya.
Ini yang diprediksi bakal menjadi titik lemah Meksiko. Apalagi, Meksiko harus berhadapan dengan Brasil, Kamerun, dan Kroasia di fase Grup A. Ketiga tim itu merupakan tim yang memiliki kecepatan serta stamina prima.
Pelatih Meksiko, Miguel Herrera, bahkan memastikan Rafa Marquez yang merupakan pemain tertua di tim bakal ikut ke Brasil.
"Bagi saya, hanya ada satu pemain yang sudah pasti masuk skuat. Dia adalah Rafa Marquez. Dia juga akan tetap menjadi kapten," tegas Herrera dilansir Sporting News belum lama ini.
Marquez yang sudah mendapat jaminan tempat di skuat Meksiko, menegaskan Piala Dunia 2014 bukan hanya menjadi momen terakhirnya bersama timnas Meksiko, tapi juga menjadi pentas terakhirnya sebagai pesepak bola.
"Setelah itu saya akan pensiun dan melanjutkan karier sebagai pelatih. Karena itu, saya berharap bisa menutup karier dengan manis," harap Marquez.
Keresahan akan rapuhnya barisan pertahanan Meksiko terlihat pada fase akhir kualifikasi Zona CONCACAF. Lemahnya stamina para bek membuat Meksiko sering kebobolan pada babak kedua hingga akhirnya gagal meraih kemenangan. Padahal dalam beberapa pertandingan, Meksiko sudah lebih dahulu memimpin pertandingan.
Dalam lima penampilan terakhir di putaran final Piala Dunia, Meksiko selalu tersingkir di babak 16 besar. Argentina adalah negara yang dua kali menghentikan langkah mereka pada fase ini, yaitu pada Piala Dunia Jerman 2006 dan Afrika Selatan 2010.
Kekalahan tersebut jelas sangat menyakitkan bagi para pendukung El Tri yang sudah terlalu lama menanti untuk menyaksikan timnas kesayangan mereka melaju ke delapan besar. Sepanjang sejarah Piala Dunia, Meksiko hanya dua kali berhasil mencapai babak perempat final yakni pada 1970 dan 1986 saat menjadi tuan rumah.
Meski tergabung dalam grup berat, Meskiko yakin bisa lolos dan melaju minimal hingga ke perempat final untuk mengulang prestasi terbaik yang diraih saat menjadi tuan rumah pada 1970 dan 1986. "Kami sadar itu sulit. Tapi, tanpa adanya target, maka itu artinya Anda tidak memiliki ambisi," ujar Herrera.