REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Federasi Sepak Bola Australia (FFA) memiliki alasan yang lebih kuat untuk memecat pelatih asal Jerman, Holger Osieck, ketimbang penampilan kurang meyakinkan Australia di babak kualifikasi Piala Dunia 2014 zona Asia.
Osieck harus meninggalkan kursi pelatih timnas Australia lantaran dianggap tidak bisa membawa semangat regenerasi di skuat Socceroos.
Puncaknya kekalahan memalukan 0-6 dari Brasil dan Prancis membuat Osciek harus rela memberikan jabatan pelatih kepala timnas Australia ke pelatih tersukses di Liga Australia, Ange Postecoglou, pada Desember tahun lalu.
Berpijak dari keinginan inilah, Postecoglou memberi warna baru di skuat Australia. Sejumlah nama debutan dan pemain muda dipanggil pelatih keturunan Yunani tersebut. Putaran final Piala Dunia 2014 pun diharapkan menjadi titik baru sejarah Socceroos di panggung kompetisi paling bergengsi si kulit bundar tersebut.
Dalam pengumuman skuat terbaru Australia di Brasil 2014, Postecoglou benar-benar menepati janjinya untuk memberi kesempatan pada pemain muda. Australia agaknya mulai ingin membangun generasi emas kedua usai sebelumnya mereka muncul sebagai salah satu kekuatan sepak bola Asia lewat kualitas invidu seperti Tim Cahill dan Mark Schwarzer.
Di skuat Australia terbaru ini setidaknya ada 10 pemain yang berusia kurang dari 22 tahun. Rata-rata usia di skuat Socceroos pun mencapai 25,5 tahun, jauh dibanding saat mereka terjun di Piala Dunia 2010 dengan rataan usia pemain mereka mencapai 28,4 tahun. Catatan ini mengantarkan Australia menempati posisi kedua dalam hal rata-rata usia termuda diantara 32 kontestan Piala Dunia.
Nama-nama seperti James Troisi, Adam Taggart, Josh Brillante, dan Ben Halloran diharapkan menjadi generasi emas kedua dan mewakili semangat regenerasi skuat Socceroos.
''Mungkin tim ini belum memiliki banyak pengalaman, tapi Piala Dunia 2014 menjadi kesempatan besar buat mereka untuk bisa menimba pengalaman tampil di kompetisi tertinggi sepak bola,'' kata Postecoglou seperti dikutip The Guardian.
Kendati begitu, Postecoglou tetap membutuhkan aspek pengalaman di tim ini. Eks pelatih South Melbourne itu tetap memanggil sejumlah veteran di skuat Australia. Tim Cahill, Mark Bresciano, Josh Kennedy, dan Luke Wilkshire menjadi empat pemain yang bertahan di skuat Australia sejak Piala Dunia 2006 silam.
Dengan berharap kombinasi pemain muda dan pengalaman pada pemain veteran, Postecoglou setidaknya bisa berharap Australia mampu tampil lebih baik dibanding babak kualifikasi Piala Dunia 2014 kala harus finish sebagai runner up klasemen akhir grup B babak kualifikasi zona Asia.
Namun, skuat Australia agaknya sudah cukup bersyukur jika mampu mengulangi prestasi di Piala Dunia 2006 saat berhasil melangkah ke babak 16 besar. Pasalnya, di Piala Dunia kali ini, Australia bergabung dengan grup yang cukup berat.
Tim Cahill dan kawan-kawan bergabung di Grup B bersama juara dunia Spanyol, dan runner up Piala Dunia 2010 Belanda. Satu lagi adalah tim kuda hitam asal Amerika Selatan, Cile. Tapi, Australia tidak hanya mau menjadi lumbung gol di putaran grup.
''Mereka melihat kami sebagai potensi raihan tiga angka dan kami harus terbiasa dengan status kami sebagai bukan unggulan. Tapi, kami tidak akan pergi ke sana dan hanya bermain bertahan. Saya rasa, kami akan baik-baik saja jika kami mampu tampil solid,'' kata bek tengah Australia, Curtis Good, di Sydney Morning Herald.