REPUBLIKA.CO.ID, YAOUNDE -- Akibat belum menemukan kata sepakat terkait besaran bonus pertandingan, para pemain Kamerun dilaporkan menolak berangkat ke Brasil guna melakoni putaran final Piala Dunia 2014. Rencananya, Samuel Eto'o dan kawan-kawan sudah harus bertolak dari Kamerun pada Ahad (8/6) pagi waktu setempat.
Namun, seperti dilaporkan L'Equipe, Ahad (8/6), para pemain Kamerun memilih untuk bertahan di hotel tempat mereka menginap. Padahal, para fans setia mereka sudah berkumpul di bandara demi melepas kepergian tim berjuluk the Indomitables Lions tersebut.
Hal ini lantaran mereka mengganggap belum mendapatkan kepastian soal pembagian jumlah bonus yang didapatkan Federasi Sepak Bola Kamerun dari FIFA atas partisipasi mereka di putaran final Piala Dunia. Kabarnya, penawaran yang diajukan oleh otoritas tertinggi sepak bola Kamerun belum bisa diterima oleh para pemain.
Sebelumnya, pada pertemuan yang digelar Jumat (6/6) silam, otoritas sepak bola Kamerun menawarkan sejumlah pembagian bonus tersebut kepada para pemain. Jika mampu bertahan di putaran pertama, maka para pemain akan menerima tiga persen dari bonus yang diberikan FIFA.
Selain itu, para pemain akan menerima 20 persen jika mampu melangkah ke putaran kedua, 30 persen jika mencapai babak perempat final, 40 persen jika bisa ke partai semifinal, dan akhirnya para pemain akan mendapatkan pembagian bonus sebesar 50 persen jika bisa membawa Kamerun berlaga di partai final ataupun perebutan tempat ketiga.
Kontroversi soal pembagian bonus ini pun berimbas pada seremoni pemberian bendera, yang biasa dilakukan Pemerintah Kamerun sebelum melepas timnas Kamerun ke turnamen internasional. Usai kemenangan 1-0 atas Moldova di laga perpisahan sebelum berangkat ke Brasil, para pemain menolak menghadiri upacara penyerahan bendera.
Alhasil, hanya pelatih Kamerun, Volker Finke, yang hadir di lapangan dan menerima bendera dari Yang. Sebenarnya ini bukan kali pertama para penggawa timnas Kamerun berhadapan dengan kontroversi seputar pembagian bonus ini. Sebelumnya pada Piala Dunia 2002, kontroversi sejenis juga sempat terjadi.
Namun, akhirnya bisa diselesaikan setelah melakukan negosiasi yang panjang, selama sehari penuh, antara otoritas sepak bola Kamerun dengan para pemain timnas. Selain itu, para pemain Kamerun juga sempat mengajukan protes tidak mau turun menghadapi Aljazair pada 2011 silam lantaran masalah yang sama.