REPUBLIKA.CO.ID, ALGIERS -- Setelah tampil biasa-biasa saja di Afrika Selatan 2010 dan tampil buruk pada Piala Afrika CAF 2013, Aljazair menjawab kritikan dengan lolos mudah ke Brasil 2014. Mereka memenangi lima dari enam laga grup melawan Mali, Benin, dan Rwanda.
Sekali dalam babak playoff terakhir, mereka kurang beruntung bermain imbang dengan lawan Burkina Faso yang pernah mengejutkan Afrika dengan finish di tempat kedua pada AFCON 2013.
Dalam leg pertama itu, mereka kalah 2-3 oleh sebuah gol penalti di menit-menit akhir. Tetapi, Aljazair akhirnya mengklaim tempat di Brasil berkat kemengan 1-0 di kandang yang membuat mereka unggul gol tandang.
Aljazair telah bermain total tiga kali dalam putaran final Piala Dunia. Mereka tampil terbaik pada 1982 di Spanyol, mengalahkan Jerman Barat 2-1 dalam pertandingan perdana mereka.
Meskipun menang 3-2 atas Cile pada pertandingan terakhir mereka di grup, kekalahan sebelumnya 0-2 dari Austria membuatnya terlempar karena kalah selisih gol.
Piala Dunia Meksiko 1986 kurang mengesankan bagi tim-tim Afrika utara. Bergabung di Brup D bersama Brasil, Spanyol, dan Irlandia utara, mereka kalah dua kali dan sekali imbang. Hasil yang membuat mereka pulang dengan penerbangan pertama.
Demikian juga di Afrika Selatan 2010 melawan Inggris, Amerika Serikat, dan Slovania. Mereka kalah dua kali dan sekali imbang sehingga pulang tanpa gol untuk nama mereka.
Madjid Bougherra adalah tokoh kunci Aljazair di lini belakang. Dia mencetak gol kemenangan sangat penting pada leg kedua melawan Burkina Faso.
Sofiane Feghouli adalah gelandang yang menarik, sementara Medhi Lacen memegang kendali di pertahanan depan. Seorang lagi, Islam Slimani, muncul sebagai yang paling produktif dalam serangan pada babak kualifikasi.