REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Swiss memenangkan pertandingan pembuka Grup E melawan Ekuador dengan skor 2-1. Laga ini menjadi petualangan perdana yang cukup dramatis bagi Swiss di perhelatanan Piala Dunia 2014.
Pada babak pertama, Swiss dan Ekuador saling melayangkan serangan. Namun, tim berjuluk Schweizer Nati harus tertinggal lebih dahulu lewat gol Ekuador di menit ke-22. Gol ini pun menjadi gol satu-satunya di babak pertama.
Namun memasuki babak kedua, Swiss mulai memperlihatkan tajinya. Dua menit waktu berjalan di babak kedua, anak-anak asuhan Ottmar Hitzfeld langsung membalas melalui lesakan Ahmed Mahmedi, skor kembali imbang 1-1.
Akhirnya, Swiss berbalik unggul tepat pada menit ke-92 perpanjangan waktu melalui gol Haris Seferovic. Hingga peluit panjang ditiup tak ada lagi gol tambahan, dan kemenangan pun berada di tangan Swiss.
Kemenangan ini menjadi momen yang sangat membahagiakan bagi pelatih Ottmar Hitzfeld. Pria yang telah beranjak 68 tahun itu menuturkan, hasil yang didapat bagaikan mimpi yang akhirnya terwujud.
"Kesuksekan ini bagaikan keajaiban yang mampu mengangkat moral tim untuk menghadapi pertandingan selanjutnya," Ungkap Hitzfeld dikutip dari Sky Sports, Senin (16/6).
Hal lain yang cukup menyenangkan bagi mantan pelatih Bayern Muenchen dan Borussia Dortmund itu adalah strategi untuk mengkolaborasikan tim dari pemain muda dan tua selama berjalannya pertandingan, terbukti ampuh.
Dua assist dari gol Swiss diberikan oleh Rodriguez yang baru berumur 22 tahun. Kedua gol Swiss pun dibukukan oleh barisan penyerang muda. Gol pertama lewat sunduluan Admir Memhedi yang berusia 23 tahun dan gol terakhir dilesakan lewat kaki Haris Seferovic yang berusia 22 tahun.
"Saya benar-benar berpikir langkah ini sangat baik untuk saya lakukan," lanjut Hitzfeld.
Pemain terbaik dalam pertandingan ini, Xerdan Shaqiri juga menyatakan kebahagiaannya mampu bangkit dan menang di akhir laga.
Pemain Bayern Muenchen itu sangat berharap rekan satu timnya mampu menampilkan kembali permainan atraktif kala bersua dengan juara Piala Dunia 1998, Perancis serta Honduras di laga penutup.