REPUBLIKA.CO.ID, NATAL -- Tak ada yang menyangka Kosta Rika lolos dari fase penyisihan Grup D yang digadang-gadang sebagai 'grup neraka'. Hal itu disebabkan grup tersebut dihuni Inggris, Italia, dan Uruguay yang notabene mempunyai segudang pemain beratalenta dan berpredikat mantan juara Piala Dunia.
Selain itu, catatan Kosta Rika tiap perhelatan Piala Dunia terbilang tak meyakinkan. Sejak keikutsertaannya dalam perburuan tiket menuju final Piala Dunia sejak 1958, Kosta Rika empat kali lolos ke babak utama Piala Dunia, termasuk keikutsertaannya di Brasil.
Lolos pertama kali pada Piala Dunia 1990 di Italia, Kosta Rika memberikan kejutan lolos ke babak 16 besar dengan predikat runner-up grup di bawah Brasil. Sayang, mereka kalah pada babak tersebut dan gagal masuk ke perempat final.
Bak ditelan bumi, tim berjuluk Ticos itu kemudian kehilangan taji. Pada dua perhelatan Piala Dunia, selanjutnya mereka gagal lolos dari kualifikasi.
Sedangkan, saat masuk di Piala Dunia 2002 dan 2006, mereka gagal melaju dari fase penyisihan. Adapun, empat tahun lalu di Afrika Selatan, mereka gagal lolos dari kualifikasi.
Namun, semua itu menjadi kenangan lama. Kosta Rika berhasil membuktikan jika prediksi sebagai negara penghibur tak lagi tersemat kepada mereka.
Pada Piala Dunia kali ini, Kosta Rika memperlihatkan taringnya sejak pertandingan perdana. Berhadapan dengan tim sekelas Uruguay, anak asuhan Jorge Luis Pinto ini berhasil menggilas juara Copa Amerika 2011 dengan skor 3-1.
Saat bersua dengan juara Piala Dunia 2006, Italia, Kosta Rika menang dengan skor 1-0. Kemudian, pada laga penyisihan terakhir yang digelar di Estadio Mineirao, Belo Horizonte, Selasa (24/6) malam, Kosta Rika menahan Inggris dengan skor kacamata.
Dengan raihan ini, Kosta Rika mengemas tujuh poin dari tiga pertemuan. Meski tidak sempurna layaknya raihan Belanda di Grup B, hasil ini menjadi titik balik sekaligus sejarah baru bagi negara bekas jajahan Spanyol itu. Untuk pertama kalinya, Le Sele menjadi juara grup pada babak penyisihan Piala Dunia.
“Ini adalah sebuah sejarah. Bukan hanya bagi tim, melainkan juga bagi negara,” ungkap pelatih Kosta Rika, Jorge Luis Pinto, dikutip dari Sky Sports.
"Kami diberi status sebagai tim penggembira. Tetapi, melihat hasil ini, tidak ada yang menyebut kami mengandalkan kebetulan atau keberuntungan semata. Kami berhasil mengubah prediksi siapa pun," ujarnya.
Pada babak 16 besar, Kosta Rika ditantang Yunani yang bertengger di posisi kedua Grup C.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
