REPUBLIKA.CO.ID, CURITIBA -- Aljazair mencetak sejarah di Piala Dunia. Untuk kali pertama tim berjuluk the Desert Warriors tersebut mampu melangkah ke babak 16 besar.
Kepastian itu didapat setelah Aljazair bermain imbang 1-1 melawan Belgia pada laga pamungkas Grup H di Arena da Baixada, Curitiba, Jumat (27/6) dinihari WIB. Tambahan satu poin memastikan Aljazair finis di urutan dua dengan koleksi empat poin.
Tim asuhan Vahid Halilhodzic mendampingi Belgia yang keluar sebagai juara grup. Aljazair sebelumnya sudah tiga kali tampil di Piala Dunia. Yakni pada tahun 1982, 1986, dan 2010. Dari tiga kesempatannya itu, Piala Dunia 1982 merupakan penampilan terbaik Aljazair sebelumnya.
Kala itu, Aljazair nyaris lolos fase grup. Mereka hanya kalah selisih gol atas Jerman Barat dan Austria. Sedangkan di Piala Dunia 1986 dan 2010, Aljazair selalu menjadi bulan-bulanan dan tersingkir dari fase grup karena menjadi juru kunci.
Pada pertandingan penentuan kontra Rusia, Aljazair sempat tertinggal 0-1 pada babak pertama. Rusia yang sangat membutuhkan kemenangan untuk melaju ke babak 16 besar, langsung tampil menghentak. Rusia mengejutkan Aljazair lewat gol cepat ketika pertandingan berjalan enam menit melalui sundulan Alexander Kokorin.
Selebihnya, Rusia tampak bermain lebih hati-hati dan mengandalkan serangan balik. Sedangkan Aljazair yang lebih unggul dalam penguasaan bola tidak bisa menyamakan kedudukan hingga turun minum.
Kubu Aljazair akhirnya bersorak gembira pada menit ke-60. Lewat sundulan Slimani Islam, Aljazair mampu memastikan tiket 16 besar dan mencetak sejarah baru di Piala Dunia.