REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Prancis tidak merasa lega meskipun dapat menghindari Argentina di babak 16 besar Piala Dunia 2014. Les Bleus tetap waspada karena Nigeriayang akan menjadi lawan di Stadion Nacional, Brasilia, Senin (30/6) malam WIB, bukan lawan sembarangan.
Nigeria bisa menjadi malapetaka bagi Prancis. Apalagi, Prancis dibayangi rekor buruk ketika menghadapi tim-tim asal Afrika yang dikenal memiliki kecepatan serta kekuatan. Dari tiga pertemuan tearkhir melawan tim asal Afrika, Prancis menelan dua kekalahan.
Pada Piala Dunia 2002, Prancis kalah oleh Senegal dengan skor tipis 0-1. Sedangkan empat tahun lalu, Prancis dibekuk 1-2 oleh Afrika Selatan. Fakta tersebut yang membuat para penggawa Prancis enggan jemawa meskipun memiliki rekor ciamik di fase grup.
Gelandang Prancis Yohan Cabaye meyakini laga kontra Nigeria bakal sangat menguras energi. "Energi mereka sangat kuat. Mereka juga memiliki kecepatan," katanya seperti dilansir Associated Press, Ahad (29/6).
Ucapan Cabaye tersebut merujuk pada penampilan Nigeria melawan Argentina di laga pamungkas Grup F. Nigeria selalu membalas gol Argentina sebelum akhirnya takluk dengan skor ketat 2-3. "Mereka mendatangkan masalah bagi Argentina. Kami harus waspada," Cabaye menambahkan.
Pelatih Didier Deschamps kemungkinan bakal memasang komposisi trio lini depan seperti saat membungkam Swiss dengan skor telak 5-2. Benzema dipasang melebar di sisi kiri untuk berkolaborasi dengan Olivier Giroud sebagai striker tengah dan Mathieu Valbuena di sisi kanan.
Komposisi tersebut disiapkan Deschamps untuk bisa memaksimalkan serangan balik. Maklum, Nigeria merupakan tim yang bermain menyerang sehingga bisa menimbulkan celah lewat serangan balik.
Dengan diplotnya Benzema di sisi kiri, pemain Real Madrid tersebut diharapkan bisa mengobrak-abrik barisan pertahanan Nigeria lewat kecepatan dan kekuatannnya.
Apalagi sekarang Benzema tidak hanya hebat dalam mencetak gol, tetapi juga akurat dalam memberikan assists. "Pergerakan Benzema selalu bisa mengacaukan pertahanan lawan. Dia pemain dewasa yang mementingkan kemenangan tim dibanding raihan individu," kata Deschamps.