REPUBLIKA.CO.ID, Meski baru berusia 22 tahun ketika Piala Dunia 2010 nanti bergulir, Nicklas Bendtner sudah mengantongi pengalaman bermain lebih dari 30 partai internasional bersama timnas Denmark. Striker yang kini merumput di klub Arsenal, Inggris, ini bisa dipastikan akan menjadi salah satu tumpuan pelatih Denmark Morten Olsen di Afrika Selatan (Afsel).
Di Arsenal, Bendtner mulai dipercaya menghuni tim inti menggantikan posisi Robin van Persie yang berkutat dengan cedera. Dengan tinggi badan hampir 2 meter (192 cm), Bendtner menjadi sosok ideal bagi tim 'Dinamit' Denmark untuk menggedor barisan belakang lawan-lawannya di Piala Dunia 2010. Dia punya naluri mencetak gol sangat tinggi melalui duel-duel udara maupun kedua kakinya.
Lahir pada 16 Januari 1988 di Kopenhagen, Denmark, Bendtner cukup kenyang dengan pengalaman di timnas, baik junior maupun senior.
Hingga kini, karier sepak bola profesionalnya baru dijalani di tiga klub yaitu Kjobenhavns Boldklub, Denmark pada musim 2002-2004, kemudian Arsenal, Inggris pada musim 2004-2005. Setelah itu (2005-2007) dia dipinjamkan ke Birmingham City dengan mencetak 11 gol dari 42 pertandingan, sebelum akhirnya ditarik kembali ke Arsenal.
Dipasangkan dengan striker kawakan yang juga kapten kesebelasan, Jon Dahl Tomasson, Bendtner semakin menemukan sentuhan dan naluri membunuhnya di depan gawang lawan.
Jika sudah demikian maka target yang dipasang pelatih Olsen bagi timnya, bukan tak mustahil bisa dilampaui. Namun untuk lolos dari Grup E, Bendtner agaknya butuh ekstra fokus dan tampil ngotot agar tim Dinamit terus meledak.
Siap bersaing dengan para striker terbaik dunia
Selain membawa Denmark melaju lebih tinggi dibanding Piala Dunia sebelumnya, Bendtner akan bersaing dengan beberapa penyerang top dunia untuk mengejar kandidat peraih sepatu emas di Afrika Selatan.
Hal ini cukup beralasan, pasalnya, Olsen menyerahkan kepercayaan sepenuhnya kepada Bendtner sebagai penjebol gawang lawan. Penampilan Bendtner di babak kualifikasi Piala Dunia juga cukup mengesankan, ia menyumbangkan tiga gol.
Bendtner mencetak gol pertamanya ketika Denmark mengalahkan Portugal 3-2 di leg pertama. Selanjutnya di leg kedua menghadapi Portugal, ia mencetak gol pertama sebelum disamakan Liédson da Silva Muniz, skor akhir 1-1.
Gol ketiga Bendtner bagi tim Dinamit ketika berhadapan dengan Albania dengan hasil akhir 1-1. Bendtner pun tampaknya sadar dengan persaingan yang akan dihadapinya.
''Jika Anda bertanya apakah saya salah satu pemain terbaik dunia, saya bilang ya karena saya yakin akan hal itu. Ketika saya melihat striker lain mencetak banyak gol, saya benar-benar perlu membuat gol seperti itu. Itu nanti akan jadi bukti,'' tegas Bendtner.
Namun, banyak gol adalah hal terakhir yang dipikirkan Bendtner karena yang utama adalah membawa Denmark lolos dari fase grup. ''Ketika saya yakin, saya akan menjadi pemain yang saya inginkan,'' jamin dia
Karier Bendtner bersama timnas Denmark dimulai ketika ia memperkuat negaranya bersama timnas U-16 Februari 2004 dan kemudian mencetak tiga gol. Selanjutnya ia mencetak enam gol dalam 15 pertandingan untuk Denmark.
Pada 16 Agustus 2006 Bendtner bergabung bersama timnas senior, ketika itu ia masih berusia 18 tahun. Ini membuatnya menjadi pemain termuda ketujuh di timnas senior Denmark.