REPUBLIKA.CO.ID, Sejak 15 tahun silam, Jepang menunjukkan perkembangan di dunia sepakbola yang sangat pesat. Di tahun 1998, mereka lolos ke Piala Dunia untuk kali pertama dan di tahun 2002 mereka bisa menembus 16 besar.
Kesuksesan ini tak lepas dari dibentuknya liga profesional di Jepang di tahun 1993. Tapi insiden yang dinilai sebagai titik balik melejitnya sepakbola Jepang adalah 'Tragedi di Doha' di tahun 1992.
Pada laga terakhir kualifikasi Piala Dunia, Jepang membolehkan Irak meraih poin satu, yang membuat tiket ke putaran final terbang begitu saja. Kekecewaan tersebut yang akhirnya memantik semangat Jepang untuk bangkit dan berkembang sampai sekarang ini.
Jepang kini adalah salah satu kekuatan sepakbola Asia yang sudah memenangi tiga trofi Piala Asia. Keikutsertaanya dalam Piala Dunia 2010 adalah yang keempat kalinya.
Jepang tampil mengecewakan di Jerman 2006. Kalah 1-3 dari Australia, lalu dibenamkan Brasil 1-4, dan akhirnya hanya mampu 0-0 melawan Kroasia.
Si Matahari Terbit ini tampil untuk pertama kalinya di Piala Dunia tanpa gelandang Hidetoshi Nakata. Mantan pemain AS Roma itu merupakan otak serangan Jepang di Piala Dunia Prancis 1998, Korea Selatan/Jepang 2002, dan Jerman 2006. Nakata pensiun saat baru berusia 29 tahun.
Dalam perjalanannya menuju Afrika Selatan, Jepang empat kali menang, tiga kali seri, dan menelan satu kekalahan. Jepang kembali menelan kekalahan dari Australia saat kualifikasi Zona Asia. Socceroos mengalahkan Jepang 2-1, dan bermain imbang 0-0.
Selalu memiliki gelandang bagus
Bintang Jepang saat ini adalah mantan pengatur serangan Celtic Shunsuke Nakamura. Kini Nakamura bermain di Liga Spanyol dengan klub Espanyol. Pemain Jepang lain yang merumput di Eropa adalah Keisuke Honda yang bermain di Liga Belanda mengenakan seragam VVV Venlo.
Pemain bintang lain adalah kapten Jepang Yuji Nakazawa. Pemain berusia 31 tahun itu bermain sebagai bek. Nakazawa telah bermain sebanyak 90 kali untuk tim nasional Jepang.
Di setiap Piala Dunia, Jepang selau memiliki gelandang dengan kualitas bagus seperti Hidetoshi Nakata atau Shinji Ono. Tahun ini, Shunsuke Nakamura pegang kendali.
Semangat samurai juga diusung tinggi oleh pasukan Jepang ini, seperti tidak pantang menyerah, mengandalkan skill dan akurasi, rajin dan cerdas dalam bermain. Permainan yang solid juga menjadi kekuatan tersendiri.
Namun, ketajaman lini depan Jepang sejauh ini belum bisa diatasi. Tidak ada striker yang bisa diandalkan sebagai goal-getter. Jepang juga kerap bermasalah dengan tim yang mengandalkan kekuatan fisik, seperti tim dari Afrika.
Pelatih Jepang Takeshi Okada dianggap sebagai salah satu pelatih terbaik Jepang. Dia memimpin Jepang saat tampil di Prancis 1998. Itu merupakan penampilan pertama Jepang di Piala Dunia. Tim asuhan Okada tampil buruk dan tidak dapat memenangi satu pertandingan pun.
Masashi Nakayama menjadi pemain Jepang pertama yang mencetak gol di ajang Piala Dunia saat menyarangkan gol ke gawang Jamaika.
Pencapaian terbaik Jepang adalah babak 16 besar Piala Dunia 2002, sebelum dihentikan Turki. Tahun itu Jepang menjadi tuan rumah Piala Dunia bersama Korea Selatan. Jepang menjadi juara grup H, di depan Belgia, Rusia, dan Tunisia.
Okada adalah mantan pemain internasional Jepang yang pernah melatih Sapporo dan berhasil membawa Sapporo naik ke divisi utama.
Setelah berhenti melatih Yokohama pada 2006, dia mengambilalih kendali tim nasional untuk kedua kalinya setahun kemudian, setelah pelatih sebelumnya Ivica Osim mengalami stroke. Dia menargetkan tim asuhannya mencapai babak semifinal.
"Kami tidak akan mengubah taktik sebab saat saya menetapkan pendekatan taktis dasar, itu sudah dilakukan dengan tujuan untuk mengalahkan tim terbesar di dunia. Target utama kami di Afrika Selatan adalah mencapai semifinal," kata Okada.
Timnas Jepang
Pelatih: Takeshi Okada
Konfederasi: AFC
Ranking FIFA (Nov 09) : 43
Rekor Penampilan: 3 (1998, 2002, 2006)