REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Ilkay Guendogan dan Mesut Oezil bertemu dengan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier. Pertemuan ini berlangsung setelah kontroversi perjumpaan Guendogan dan Oezil dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Selain dengan Walter Steinmeier, Guendogan dan Oezil juga bertemu dengan pengurus Federasi Sepak Bola Jerman (DFB). DFB menjadi pihak yang paling kritis terhadap pertemuan Guendogan dan Oezil dengan Erdogan.
"Kedua pemain menghubungi kami dan DFB dan ingin menyelesaikan permasalahan ini," kata pelatih tim nasional Jerman Joachim Loew, Ahad (20/5).
Pertemuan Gundogan dan Oezil dengan Erdogan dinilai telah melanggar nilai-nilai integrasi yang diterapkan DFB. Keduanya memang berlatar belakang keturunan imigran Turki. Tapi Guendogan sudah menjelaskan pertemuan dengan Erdogan hanya perjumpaan biasa dan tidak ada unsur politik apa pun.
Loew mengatakan setelah adanya diskusi antara Guendogan, Oezil, DFB dan Presiden Jerman, permasalahan ini sudah selesai. "Presiden Jerman menyarankan mereka juga bertemu dia, ada sebuah diskusi. Sekarang, mari kita bisa bicarakan hal yang lain," kata Loew.
Hubungan antara Jerman dengan Turki merenggang dua tahun terakhir ini. Terutama setelah Erdogan melakukan penangkapan besar-besaran terhadap wartawan, aktivis, dan akademisi yang bertentangan dengannya setelah upaya kudeta pada 2016 lalu.
"Kedua pemain memastikan mereka tidak mau menyampaikan pesan politik apa pun dengan tindakan tersebut, mereka juga berdiri di atas nilai-nilai kami baik di dalam maupun di luar lapangan dan menjadi identitas diri mereka," kata Presiden DFB Rienhard Grindel.