REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Badan Keamanan Federal Rusia (FSB) menggalang kerja sama internasional dengan negara-negara lain untuk pengamanan Piala Dunia 2018. Direktur FSB Alexander Bortnikov mengatakan, permintaan kerja sama itu termasuk soal pengamanan dari teroris.
"Kami berharap bahwa kerja sama kami dengan badan keamanan dan lembaga penegak hukum dari pemerintah asing akan membantu melindungi acara ini dari tindakan teroris seefektif tahun-tahun sebelumnya," kata Alexander Bortnikov dalam Konferensi tahunan Moskow tentang Keamanan Internasional (MCIS) di Moskow, Rusia, dilansir Reuters, Rabu (4/4).
Musim panas ini, Rusia menjadi tuan rumah Piala Dunia. Bortnikov menyatakan, tahun lalu sebuah serangan teroris juga telah direncanakan untuk menyerang malam Tahun Baru di Saint Petersburg.
Tahun lalu, Amerika Serikat (AS) juga memperingatkan Rusia tentang serangan teroris yang akan datang di Saint Petersburg selama liburan Tahun Baru. Selain AS, negara Turki juga menjadi informan bagi Rusia.
"Pada saat yang sama, satu serangan teroris lagi dicegah berkat informasi yang didapat dari mitra kami, Turki. Ini membantu menyelamatkan ratusan nyawa. Ini adalah contoh kerja sama yang bertanggung jawab dalam upaya antiterorisme," katanya.
Dia berharap Rusia akan melanjutkan kerja sama yang efektif dengan dinas intelijen asing selama Piala Dunia 2018. Menurut Bortnikov, tahun lalu Rusia mencegah 25 serangan teror. Lebih dari 1.600 serangan teror terjadi setiap tahun di dunia.
Pada April 2017, terjadi bom bunuh diri yang menewaskan 15 orang di metro Saint Petersburg ketika Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi kota itu.