REPUBLIKA.CO.ID, Sejak Piala Dunia 2014 di Brasil, nama Massimo Luongo banyak diperbincangkan pecinta bola Indonesia. Sebab, pemain tim nasional Australia tersebut memiliki darah Indonesia dari ibunya.
Pada Piala Dunia 2014 lalu ia tidak bermain. Gelandang Queens Park Rangers (QPR) tersebut menjadi penghangat bangku cadangan pada tiga pertandingan Australia di Brasil sebelum akhirnya tersingkir pada fase grup.
Tapi kali ini ceritanya bakal berbeda saat ia kembali dipanggil ke tim nasional Australia untuk berlaga di Piala Dunia 2018. Sebab, Luongo sudah mendapatkan kepercayaan mengisi skuat utama the Socceroos sepanjang kualifikasi zona Asia.
Ia memiliki musim yang tidak terlalu buruk di QPR. Pada musim 2017/2018 Luongo bermain pada 39 pertandingan di semua kompetesi.
Luongo pun cukup produktif, ia mencetak enam gol untuk tim yang berlaga di Divisi Championship, kasta kedua Liga Inggris. Meski hanya mampu membawa QPR finis di peringkat 16 Divisi Championship, Luongo membuktikan ia pantas untuk dipanggil timnas Australia.
Ikuti dan dapatkan informasi informasi seputar Piala dunia di Instagram Republikbola37: Follow @republikbola37
Pelatih QPR Ian Holloway pun mengakui kemampuan Luongo. Holloway mengatakan Luongo yang keturunan dari Sultan Bima dan Dompu itu pemain terbaik yang pernah ia latih.
"Saya telah bekerja dengan dia, sekarang saya yakin dia bisa bermain untuk Barcelona, saya yakin dia juga bisa bermain di Manchester City dan kami bukan tim yang sama tanpa dia, sejujurnya saya yakin dia pemain terbaik sepanjang karier saya sejauh ini," kata Holloway, kepada Bein Sports, Sabtu (10/6).
Pemain yang lahir di Sydney pada tahun 1992 itu pun bermain dalam dua pertandingan pemanasan Australia sebelum Piala Dunia. Luongo bermain penuh 90 menit ketika Australia mengalahkan Ceska 4-0, 1 Juni lalu. Pemain yang juga memiliki darah Italia tersebut bermain pada babak kedua ketika Australia menang 2-1 atas Hungaria.
Luongo pun percaya diri ia bisa menjadi starter di Piala Dunia nanti. Australia akan menghadapi Prancis pada pertandingan pertama mereka di Piala Dunia pada 16 Juni nanti.
"Tidak baik mengatakannya tapi saya mengharapkannya. Saat ini, saya merasa saya pantas berada di sana, saya tidak merasa itu bukan tempat saya atau di luar zona nyaman saya. Itu tempat di mana saya seharusnya berada," kata Luongo kepada Optus Sport.
Ibu Luongo, Ira, berasal dari Indonesia. Ira merupakan putri dari Sultan Bima dan Dompu, AA Sirajuddin. Adapun ayahnya, Mario Luongo, berasal dari Italia. Tapi akhirnya Luongo memilih bermain untuk Australia, tempat di mana ia dilahirkan.
Sempat bermain di tim remaja Tottenham selama satu musim, Luongo kembali bermain di klub Australia pada 2013. Ia dibeli QPR pada tahun 2015 dan pada musim 2017/2018 menjadi musim terbaiknya di klub asal London tersebut.