REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Jam masih menunjukkan pukul 10.10 waktu Moskow. Namun sahabat yang sudah beberapa tahun di Rusia telah datang dan mengajak berangkat ke Masjid Katedral Moskow. Masjid ini, dalam prasasti tertulis di dindingnya rekonstruksi periode 2007 hingga 2015, dibuka oleh Presiden Federasi Rusia Vladimir Vladimirovich Putin dan Mufti Syech Ravil Gaynutdin, 23 September 2015.
Perjalanan menuju masjid yang konon terbesar di Eropa itu menggunakan kereta (metro) dari Stasiun Shabolovskaya. Beberapa kali ganti metro, kemudian jalan ratusan meter, barulah kami menuju rumah Allah itu.
Siapa pun yang memasuki halaman masjid tersebut harus melewati pemeriksaan ketat. Selain badan diperiksa dari tudung kepala hingga kaki, tas bawaan pun harus dibuka. Untuk pengunjung perempuan, ada petugas perempuan yang juga menanganinya.
Tepat pukul 11.30 waktu setempat, kami tiba di depan pintu utama masjid. Di sisi kiri dan kanan pintu masuk, terdapat kotak dan bertuliskan kata 'sedekah' menggunakan bahasa Rusia. Masuk beberapa meter, baru jamaah membuka alas kaki dan meletakkannya sendiri di rak yang jumlahnya cukup banyak.
Masjid tersebut terdiri atas tiga lantai. Di lantai dua tempat mimbar dan imam. Kemudian, di lantai III terdapat semacam museum yang berisikan beragam peninggalan terkait Islam di negeri tersebut. Ada juga miniatur masjid itu, lengkap dengan denahnya.
Masjid Katedral Moskow di kota Moskow, Rusia.
Terdapat juga potongan kiswah atau potongan penutup Ka'bah yang dipajang dengan penutup kaca transparan. Begitu pula semua peninggalan sejarah, seperti Alquran tulisan tangan yang ukurannya cukup besar.
Museum ini terletak di bagian bangunan yang mereplikasi fitur arsitektur masjid tua yang didirikan pada 1904. Dalam penjelasan menggunakan dwi bahasa, Rusia dan Inggris, dijelaskan koleksi museum meliputi tema-tema utama kaum Muslim: ka'bah, terkait Nabi Muhammad SAW, sejarah naskah Alquran dan edisi cetak, juga objek yang berkaitan dengan sejarah masjid.
Menelusuri sudut lantai I dan II terlihat jamaah baik yang datang sendiri atau pun rombongan sudah mencari tempat untuk salat sunah Tahiyatul Masjid. Mereka kemudian nampak berzikir atau pun membaca Alquran.
Sementara itu, ada juga jamaah baik laki-laki maupun perempuan, umumnya pendatang yang memanfaatkan untuk mengabadikan benda dalam museum. Mereka sesekali memotret bagian bawah dari lantai dua dan tiga.
Menjelang Shalat Jumat, ribuan Muslim terus menghadiri masjid tersebut. Saking ramainya, tiga lantai rumah Allah itu tidak mampu menampung jamaah. Jamaah pun banyak yang menggelar beragam alas di halaman bahkan di jalanan untuk melaksanakan ibadah. Mereka tak peduli, meski harus berpanas-panasan karena saat ini di Rusia sedang musim panas dengan suhu mencapai 29 derajat Celcius.
Tepat pukul 12.00 waktu setempat ada petugas yang mengaji. Suaranya merdu kala melantunkan Al Fatihah dilanjutkan dengan surah Yasin. Sebelum azan, pemilik suara merdu itu pun memberikan pengantar. Salah satu isi pengantarnya mengungkapkan bahwa saat ini di Rusia sedang ada Piala Dunia.
Mohamed Salah memegang trofi Sepatu Emas.
Dalam bahasa Rusia, dia menjelaskan, di negara ini, sedang berkumpul jutaan orang dari berbagai negara termasuk di dalamnya umat Muslim. Dia juga menyebut bahwa di sana ada pesepakbola terkemuka dari Mesir yakni Mohamed Salah.
Mendengar kata "Salah", sejumlah orang yang tak paham arti ucapan seluruhnya itu terhenyak. Mereka berusaha menengok ke depan atau ke bawah bagi mereka yang berada di lantai II dan III, namun tidak ditemukan sosok yang dimaksud.
Memasuki waktu zuhur, muazin mengumandangkan azan dengan suara yang merdu. Jamaah yang sudah datang terus menempati lokasi yang kosong terutama bagian depan dan bersebelahan dengan jamaah lain. Shaf pun terlihat rapih. Usai azan, mayoritas jamaah langsung melakukan shalat sunah.
Azan kedua pun berkumandang. Usai itu, khatib langsung naik mimbar yang letaknya cukup tinggi. Ia dapat terlihat dari lantai II dan III. Khatib tetap menggunakan bahasa Rusia.
Setelah Shalat Jumat, sebagian besar jamaah melakukan shalat sunah lagi. Namun, beberapa di antaranya setelah berdoa secara sendiri-sendiri langsung meninggalkan lokasi. Tetapi, imam atau petugas masih memimpin doa dan diikuti sejumlah jamaah yang mayoritas warga Rusia.
Parfum dan Salah
Beberapa jamaah yang memiliki parfum atau wangi-wangian menawarkan ke jamaah lain bahkan langsung mengoleskan ke tangah jamaah yang dituju. Begitu pun ketika di dalam masjid, banyak bertemu dengan jamaah yang menawarkan parfum pula.
Salah seorang jamaah asal Rusia yang memiliki parfum mengaku senang membagi parfum. Karena untuk Shalat Jumat lebih baik bersih dan harum. Aroma parfum tersebut cukup khas dan banyak jamaah yang menyukainhya.
Usai Shalat Jumat, ribuan umat ke luar masjid dan bertemu dengan sejumlah pedagang parfum di halaman masjid. Mereka menawarkan sambil berkata bahwa parfum tersebut asli dari Arab Saudi.
Di antara pembeli itu terdapat M Ali, warga asal Mesir yang datang ke Rusia untuk menyaksikan timnasnya berlaga. Ketika ditanya di mana Mohamed Salah, ia mengatakan sang bintang sepak bola yang menjadi pusat perhatian itu berada di kota lain sehingga tidak melaksanakan Shalat Jumat di masjid terbesar di Rusia bahkan Eropa itu.
Mohamed Salah
Beberapa jamaah mengaku hadir ke masjid tersebut, tujuan utama adalah menunaikan ibadah. Sembari berharap bertemu Mohamed Salah yang pamornya semerbak bak wangi parfum. Siapa tahu melaksanakan Shalat Jumat di Masjid Katedral Rusia itu.