REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Olahraga merupakan kegiatan yang bisa memberikan efek tidak hanya untuk yang melakukannya tetapi juga bagi penontonnya. Sebut saja olahraga yang dikemas dalam bentuk pertandingan seperti pertandingan sepak bola yang memperebutkan Piala Dunia.
Bagi penonton yang juga termasuk para pendukung salah satu tim, akan mendapatkan banyak dampak positif dari menyaksikan pertandingan bola. Mulai dari mempererat hubungan antar sesama anggota komunitas, hingga membantu seseorang meningkatkan kemampuan bersosialisasi.
Namun di samping efek positif itu, emosi yang naik turun akibat menonton pertandingan sepak bola ternyata juga bisa memberikan efek negatif untuk kesehatan bahkan sampai memakan korban jiwa. Seringkali orang mengkhawatirkan kondisi atlit, padahal konsisi penonton juga tidak kalah mengkhawatirkan.
"Saya sebenarnya lebih khawatir dengan kondisi penonton, mereka adalah yang paling berpotensi terkena dehidrasi dan stres," kata John Ryan, ahli kardiologi dari Universitas Utah dikutip The Verge.
Para ahli mencatat beberapa pertandingan sepak bola sempat memakan korban dari kursi penonton. Kekalahan tim jagoan dalam pertandingan dikatkan dengan meningkatnya angka penderita serangan jantung. Saat Belanda kalah dari Perancis tahun 1996, tercatat sebanyak 14 orang Belanda meninggal karena serangan jantung.
Pertandingan sepak bola kembali memakan korban saat Inggris dan Argentina bertemu dalam Piala Dunia 1998. Argentina berhasil mengalahkan Inggris dan seketika diketahui 55 orang dilarikan ke rumah sakit Inggris karena terdeteksi serangan jantung. Jumlah ini meningkat dibandingkan rata-rata hari biasanya.
Meski keterkaitan ini tidak bisa sepenuhnya dibenarkan, Ryan menyarankan agar para pendukung tim kesebelasan tetap menjaga kesehatan saat menonton pertandingan. Saat menonton baik di rumah maupun secara langsung, usahakan agar tubuh tetap terhidrasi dan jauhi rokok. Ketika tim idola menang atau kalah, lakukan selebrasi secukupnya.