REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Apa jadinya jika Tentara Nasional Kamboja belajar bahasa kita, bahasa Indonesia? "Royal Cambodian Armed Forces(RCAF)" atau Tentara Nasional Kamboja semangat belajar Bahasa Indonesia di Pusat Kebudayaan Indonesia di Kamboja (Pusbudi Nusantara) yang dikelola KBRI Phnom Penh.
Pengajaran kelas bahasa Indonesia kepada sebelas siswa dari RCAF telah dimulai, Selasa (13/11) seperti disampaikan dalam keterangan tertulis dari KBRI Phnom Penh yang diterima di Jakarta, Jumat (16/11).
Kelas bahasa Indonesia tersebut dilaksanakan setiap tiga kali sepekan dan dibagi menjadi dua kelas. Para tentara nasional Kamboja itu diajar guru bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) yang ditugaskan Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan (PPSDK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Pada awal November 2018 juga telah dimulai kelas bahasa Indonesia di Pusat Kebudayaan Indonesia di Kamboja untuk lima anggota Pasukan Pengaman Perdana Menteri (Paspam PM) Kamboja yang belajar lima kali dalam sepekan (Senin-Jumat).
Selain itu, pengajaran Bahasa Indonesia kepada 18 orang tentara Kamboja juga berlangsung di Markas Besar Brigade 911 Kamboja, yang dilakukan selama enam jam dalam sepekan, sejak Oktober 2017 sampai sekarang. Pelaksanaan pengajaran Bahasa Indonesia tersebut dikoordinasikan oleh Atase Pertahanan KBRI Phnom Penh dan Kementerian Pertahanan Kamboja.
Selain untuk tentara Kamboja, kegiatan pengajaran Bahasa Indonesia tanpa dipungut biaya untuk pemuda-pemudi Kamboja di Pusbudi Nusantara masih tetap berlangsung dari Senin hingga Jumat (Pukul 06.30-08.00 dan Pukul 17.30-19.00), dengan jumlah murid yang aktif saat ini sebanyak 50 orang.
Para pelajar Muslim di Kamboja juga semangat belajar Bahasa Indonesia. Pada bulan November 2018 ini, sesuai hasil koordinasi antara KBRI dan PPSDK, akan dikirimkan juga pengajar Bahasa Indonesia di Cambodia Islamic Center (CIC) yang akan tiba tanggal 15 November 2018. Program Bahasa Indonesia di CIC akan dilaksanakan setiap hari dengan jumlah murid sekitar 30-40 santri.
KBRI mempromosikan Bahasa Indonesia sebagai salah satu upaya "soft power diplomacy" dan untuk menjajaki pembukaan kelas Bahasa Indonesia di beberapa institusi, seperti Cambodian Muslim Women Alliance Association (CMWAA) di Phnom Penh dan Pannasastra University of Cambodia (PUC), yakni salah satu universitas swasta di Phnom Penh.