REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Persaudaraan Alumni (PA) 212, Habib Novel Bamukmin meminta kepada pihak kepolisian agar tidak mempersulit rencana penyelenggaraan Reuni Akbar Alumni Aksi 212 pada 2 Desember 2018 mendatang. Karena, menurut dia, reuni alumni aksi 212 tersebut akan diselenggarakan dengan damai.
"Insya Allah akan berjalan dengan damai, dan kami meminta kepada polisi untuk tidak mempersulit. Karena jika mempersulit, justru menjadi daya tarik buat kita," ujar Novel usai menjadi pembicara dalam diskusi bertema 'Reuni Akbar Alumni 212' yang digelar Institut Demokrasi Republikan di Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (16/11).
Dia menuturkan, dari tahun ke tahun Reuni Akbar 212 tersebut memang selalu mengalami hambatan, tapi hambatan itu selalu bisa dilalui. Tahun ini, menurut dia, jika kepolisian melakukan pencegahan massa yang datang dari daerah, maka massa aksi justru akan melakukan jalan kaki.
"Bisa-bisa terjadi seperti di 2017 lalu mereka akan jalan kaki. Itu akan menarik perhatian. Kalau sudah menarik perhatian akan lebih banyak, akan lebih merepotkan kepolisian," ucapnya.
Karena itu, dia meminta agar kepolisian membiarkan saja rencana Reuni Akbar Alumni Aksi 212 tersebut dengan apa adanya. Apalagi, menurut dia, tujuannya hanya untuk silaturrahim dan mengedepankan dakwah, zikir, dan istighatsah bersama. "Kami hanya ingin setiap tahunnya berjalan dengan sukses, damai dan menjadi silaturrahim akbar nasional, bahkan kita jadikan silaturahim akbar internasional," kata aktivis Front Pembela Islam (FPI) ini.
Seperti diketahui, Persaudaraan Alumni 212 kembali akan menggelar Reuni Akbar Alumni 212 untuk yang kedua kalinya di kawasan Monas pada 2 Desember. Tahun 2017 lalu, peserta Aksi Bela Islam itu juga berhasil menyelenggarakan reuni akbar peserta Aksi Bela Islam tersebut.