REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno berjanji bakal membuat uang braille jika menang Pemilihan Presiden 2019. Uang braille agar tunanetra dapat mengenali nilai mata uang dan menghindari penipuan.
"Kami dapat aspirasi dari tunanetra, ada banyak yang bekerja jadi tukang pijit di panti pijit dan sering kawan-kawan kita tunanetra mereka ditipu oleh pelanggannya. Itu salah satu komitmen kita untuk mata uang braille," Direktur Komunikasi dan Media Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Hashim Djojohadikusumo, usai peluncuran buku Paradoks Indonesia versi Braille di media center Prabowo-Sandi, Jl Sriwijaya I No 35, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (16/11).
Selain mewacanakan uang braille, kata Hashim, Prabowo-Sandi juga berjanji bakal memberikan beasiswa bagi penyandang disabilitas. Bagi Prabowo-Sandiaga, para penyandang disabilitas adalah aset yang bisa mengabdi untuk bangsa dan negara.
Peluncuran Paradoks Indonesia Bralle. Istri cawapres Sandiaga Uno, Nur Asia Uno menyerahkan buku Paradoks Indonesia versi Braille kepada Perwakilan komunitas Disabilitas Eka Setiawan, disaksikan Direktur Komunikasi dan Media BPN Prabowo-Sandi, Hashim Djojohadikusumo (dari kiri) pada peluncuran di Jakarta, Jumat (16/11).
Kemudian apabila Prabowo-Sandiaga terpilih, Hashim menegaskan pasangan itu akan membuat aturan turunan dari UU Penyandang Disabilitas. Hashim meminta komitmen pemerintah agar RUU diwujudkan menjadi PP sebagai petunjuk pelaksana (juklak) dan petunjuk teknis (juknis).
Dia sangat sadar jika UU tidak ada turunannya, yakni PP sebagai juklak dan juknis, maka tidak efektif. "Jika kami nanti di eksekutif, saya bisa berjanji, PP, Juklak dan Juknis akan segera terwujud, terlaksana dalam waktu singkat tidak perlu terlalu lama kita jadikan PP, Juklak dan Juknis. Itu aspirasi dari kaum disabilitas dan tuna netra bisa kita penuhi," kata dia.
Ketua Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) DKI Jakarta, Eka Setiawan mengapresiasi jika Prabowo-Sandiaga meluncurkan uang braille. Ia menerangkan uang braille itu bukan uang khusus, melainkan uang yang bisa diakses oleh tunanetra.
Eka menerangkan uang yang sekarang beredar sulit dibedakan nilainya bagi penyandang tunanetra. "Apapun itu bentuknya saya yakin tadi Pak Hashim komitmen membentuk komite nasional disabilitas nanti bekerja dengan pemerintah di mana disabilitas bisa terpenuhi hak hidupnya," terang Eka.