Sabtu 17 Nov 2018 13:57 WIB

Pangeran Khalid Bantah Perintahkan Khashoggi ke Turki

Pangeran Khalid mengaku terakhir kbertemu dengan Khashoggi pada akhir September 2017.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Gambar diambil dari video CCTV yang diperoleh oleh penyiar Turki TRT World  pada Ahad (21/10/ 2018), konon menunjukkan wartawan Saudi Jamal Khashoggi memasuki konsulat Saudi di Istanbul, Selasa, (2/10/2018) .
Foto: CCTV / TRT Dunia melalui AP
Gambar diambil dari video CCTV yang diperoleh oleh penyiar Turki TRT World pada Ahad (21/10/ 2018), konon menunjukkan wartawan Saudi Jamal Khashoggi memasuki konsulat Saudi di Istanbul, Selasa, (2/10/2018) .

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Duta Besar Arab Saudi untuk Amerika Serikat (AS), Pangeran Khalid bin Salman, menegaskan tidak pernah meminta jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi untuk pergi ke Turki.  Dia juga telah meminta Pemerintah AS untuk mengeluarkan informasi terkait klaim tersebut seperti dirilis oleh The Washington Post.

“Saya tidak pernah berbicara dengannya melalui telepon dan tentu saja tidak pernah meminta dia pergi ke Turki untuk alasan apa pun. Saya meminta pemerintah AS untuk mengeluarkan informasi apa pun mengenai klaim ini,” kata Pangeran Khaled di Twitter, Sabtu (17/11) pagi, dikutip Arab News.

 

Ia mengaku telah memberi tahu the Washington Post bahwa kontak terakhirnya dengan Khashoggi adalah melalui pesan teks pada 26 Oktober 2017. Pangeran Khalid mengatakan, sangat disayangkan the Washington Post gagal mempublikasikan tanggapan penuh dari pihak Saudi.

 

"Ini adalah tuduhan serius dan tidak boleh diambil dari sumber-sumber anonim," ungkapnya.

 

Baca juga,  CIA: Putra Mahkota Saudi Perintahkan Pembunuhan Khashoggi.

 

Dalam sebuah pernyataan yang disampaikannya di Twitter, Pangeran Khalid mengatakan, ia terakhir bertemu dengan Khashoggi pada akhir September 2017 dalam sebuah pertemuan. Mereka lalu melanjutkan komunikasi melalui pesan teks setelah pertemuan itu.

 

Dalam komunikasinya, Pangeran Khalid tidak pernah berbicara mengenai kunjungan ke Turki bersama Khashoggi. Pangeran juga mengaku tidak pernah melakukan panggilan telepon dengan jurnalis itu. "Anda dipersilakan untuk memeriksa catatan panggilan telepon dan isi ponsel untuk mengetahuinya," tulis pernyataan itu.

 

Sebelumnya The Washington Post melaporkan, CIA telah menyimpulkan bahwa Putra Mahkota Saudi Muhammad bin Salman telah memerintahkan pembunuhan Khashoggi, di Istanbul. Meski demikian temuan itu bertentangan dengan pernyataan Pemerintah Saudi yang mengatakan Pangeran Mohammed tidak terlibat.

 

The Washington Post, mengutip orang-orang yang akrab dengan masalah ini, mengatakan CIA mencapai kesimpulannya setelah memeriksa berbagai sumber intelijen. Salah satunya adalah panggilan telepon yang menyatakan saudara laki-laki Pangeran Muhammad, yaitu Pangeran Khalid, telah bersama Khashoggi.

 

Khalid mengatakan kepada Khashoggi, dia harus pergi ke konsulat Saudi di Istanbul untuk mengambil dokumen pernikahan, dan memberinya jaminan keamanan. Belum jelas apakah Khalid tahu Khashoggi akan terbunuh, tetapi dia kemudian menelepon Pangeran Muhammad.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement