Ahad 18 Nov 2018 01:48 WIB

Peneliti LSI: Kampanye Pilpres Tenggelamkan Kampanye Partai

Publik lebih mengenal program capres daripada partai atau caleg.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Israr Itah
Partai politik / ilustrasi
Foto: tst
Partai politik / ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny JA, Adjie Alfaraby, menilai kampanye partai atau pemilihan anggota legislatif (pileg) tertutup dengan karena kampanye pemilihan presiden (pilpres). Karenanya, publik lebih mengenal program capres daripada partai atau caleg .

"Kampanye partai, kami melihat akibat pemilu serentak, akibatnya program partai kurang dikenal publik. Pemilih sulit membedakan program dan platform partai karena kurang kelihatan," ujar Adjie di Jakarta, Sabtu (17/11).

Adjie menilai porsi pemberitaan kampanye pilpres juga jauh lebih banyak dibandingkan kampanye partai. Pemilu serentak menurut Adjie, membuat porsi perhatian publik lebih banyak kepada pilpres.

Karenanya, Adjie menyebut konsekuensi pemilih yang belum menentukan pilihan (undecided voter) ke partai atau ke caleg akan lebih meningkat dibandingkan ke pasangan calon presiden. Itu, kata dia, akibat penetrasi program partai yang lemah kepada masyarakat.

Adjie melanjutkan, hal ini juga membuat partai-partai yang tidak mempunyai pasangan calon presiden maupun wakil presiden, mulai memfokuskan untuk memenangkan Pileg dibandingkan Pilpres. Sementara, hanya dua partai yang aktif mengkampanyekan partai dan pilpres yakni Gerindra dan PDIP.

"Karena dua partai ini yang paling menikmati efek elektoral capres. Partai lain mereka gamang menghadapi pemilu serentak. Mereka terikat koalisi, namun intensitas untuk kampanye capres lebih minimal dari pada upaya menyelamatkan partai," ujar Adjie.

Salah satu partai yang sudah menegaskan hal tersebut adalah Partai Demokrat. "Jadi saya lihat ada kegamanangan karena mereka harus menambah kursi atau lolos PT (parliamentary threshold) sehingga kampanye partai dan pilpres sekaligus hanya terlihat di PDIP dan Gerindra," ujar Adjie. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement