REPUBLIKA.CO.ID, GUANGZHOU -- Atlet panjat tebing Indonesia hanya menyabet satu medali di kejuaraan internasional Panjat Tebing Cina Terbuka 2018 yang digelar di Guangzhou, Cina. Pemanjat Aspar Jaelolo meraih medali perak, sementara rekannya, Puji Lestari gagal membawa membawa pulang medali.
Gelaran Cina Terbuka dimulai sejak Jumat (16/11). Dua pemanjat Indonesia berhasil melaju ke babak final.
Jaeololo berhasil menembus babak final di nomor speed putera. Namun sayang saat lomba, pemanjat 26 tahun tersebut kalah cepat dengan atlet tuan rumah Zhong Qi-xin. Selisih waktunya, pun tipis. Jaelolo finis dengan catatan 5,99 detik. Sedangkan Qi-xin, lebih cepat 5,89 detik.
Selisih waktu yang tipis tersebut memaksa Jaelolo harus puas di podium kedua dengan medali perak. Rivalnya, Qi-xin berhak atas emas.
“Aspar Jaelolo harus puas engan catatan waktu tersebut dan medali perak yang diraih,” begitu pernyataan resmi Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) yang diterima wartawan di Jakarta, Ahad (18/11). Sementara pemanjat asal Rusia, Dmitri Timofeev meraih medali perunggu dengan catatan panjat 5,86 detik.
Adapun di nomor speed puteri, pemanjat Puji Lestari kalah dari pesaingnya asal Rusia, Liliana Kaplina dalam perebutan medali perunggu. Puji mencatatkan waktu panjat 9,69 detik, sedangkan Kaplina lebih cepat 7,49 detik. Di nomor speed putri ini, medali emas diraih pemanjat Polandia Aleksandra Rudzinska dan medali perak diraih pemanjat Rusia, Mariia Krasavina.
Kegagalan serupa juga dari nomor speed puteri. Pemanjat kebanggaan Indonesia Aries Susanti Rahayu di gelaran kali ini menunjukkan performasi yang menurun. Peraih emas Asian Games 2018 itu tak mampu menembus babak empat besar. Padahal, saat kualifikasi Aries mampu mencatatkan waktu 7,8 detik dan berhasil ke perdelapan final dengan waktu panjat 8,13 detik. Sayang saat di perempat final, atlet asal Jawa Tengah (Jateng) itu tersingkir dengan cuma mencatatkan waktu 9,48 detik.