REPUBLIKA.CO.ID, VALETTA -- Penyelidik menduga sedikitnya tiga warga Malta mendalangi pembunuhan wartawan antikorupsi Daphne Caruana Galizia 13 bulan lalu. Demikian dilaporkan The Sunday Times of Malta pada Ahad (18/11).
Koran itu tidak mengungkapkan nama tersangka. Tapi mengutip keterangan petugas tingkat tinggi yang memimpin penyelidikan mengatakan, investigasi berada tahapan sangat maju.
Tidak ada tanggapan resmi dari kepolisian tentang laporan itu, namun sumber di kepolisian mengatakan cerita tersebut tidak benar.
"Tidak seperti yang dilaporkan. Kami belum tahu siapa di belakangnya," kata sumber itu, yang mendapatkan penjelasan untuk kalangan pejabat tingkat tinggi tentang penyelidikan tersebut, kepada Reuters.
Secara terpisah, adik Caruana Galizia, Corinne Vella, mengatakan kepada Reuters bahwa keluarga belum secara resmi diberi tahu polisi soal tersangka otak pembunuhan tersebut.
Sumber yang dikutip The Sunday Times of Malta tidak memberi info berapa lama lagi penyelidikan dilakukan atau apakah sudah ada penangkapan baru dalam perkara tersebut.
Caruana Galizia, yang menulis blog antikorupsi, dibunuh dengan bom mobil di dekat ibu kota Malta, Valletta, pada Oktober 2017. Kejadian itu mengejutkan Eropa dan membangkitkan pertanyaan tentang hukum di pulau Laut Tengah tersebut.
Tiga tersangka pelaksana pembunuhan sudah ditahan hampir satu tahun. Mereka menyatakan tidak bersalah. Pengadilan yang mengumpulkan bukti awal terhadap tiga sekawan itu mendengar bukti bahwa mereka diduga menanam bom di mobil Caruana Galizia dan meledakkannya melalui pesan SMS.
Alasan di balik pembunuhan itu belum diketahui. Sumber surat kabar itu tidak memberikan tanda apa pun apakah dalang berasal dari kalangan penjahat, pengusaha atau politikus.
Penyelidik yang dikutip menyatakan terus berhubungan dengan badan penegak hukum Uni Eropa Europol atas perkara itu dan dalam beberapa pekan belakangan.