REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bekasi melakukan penelusuran terkait munculnya sampah potongan bambu yang menumpuk di Sungai Cikeas, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi. Sampah bambu tersebut dinilai merugikan wilayah setempat karena bisa memicu luapan air yang berujung pada banjir.
Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLH Kota Bekasi Masriwati mengatakan telah mengerahkan petugas lapangan untuk mencari sumber sampah. "Kita sudah telusuri di wilayah Kota Bekasi tidak ada proyek menggunakan bambu di sepanjang sisi sungai Cikeas. Untuk itu kita minta bantuan tim dari Kabupaten Bogor," kata Masriwati saat dihubungi Republika.co.id, Senin (19/11).
Masriwati menuturkan, jumlah sampah bambu itu diperkirakan mencapai lima truk sampah atau setara 10 ton. Sampah bambu tersebut diduga kuat berasal dari sebuah proyek yang sedang dikerjakan tepat di sisi aliran sungai Cikeas. Bambu-bambu itu kemudian jatuh ke sungai akibat adanya longsoran seiring masuknya musim penghujan di akhir tahun.
Sampah bambu menumpuk di sungai Cikeas wilayah perbatasan Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi, Jumat (16/11).
Sementara ini, evakuasi masih terus berlangsung. DLH mengerahkan personel gabungan dari Pasukan Katak Pemkot Bekasi dan Masyarakat Peduli Cikeas berjumlah 20 orang. Evakuasi bambu dan sampah-sampah lainnya telah dimulai sejak Jumat (16/11) dan ditargetkan rampung pada Rabu (21/11). Menurut Masriwati, evakuasi dilakukan secara manual karena medan yang tidak memungkinkan dilewati alat Berat.
Melihat banyaknya sampah tersebut, Masriwati menegaskan pembersihan harus segera selesai sembari penelusuran sumber sampah dilakukan. Sebab, bambu yang menumpuk itu bisa memicu banjir. "Ini mendesak karena kalau tidak diangkat dan dibersihkan saat hujan besar, air akan terganggu dan bisa jadi akan meluber ke lingkungan di sekitar sungai," kata dia.
Namun, kata dia, jika air sungai Cikeas benar meluber, tidak berbahaya. Sebab, berdasarkan uji laboratorium di Pemkot Bekasi, sungai Cikeas masih bebas dari limbah yang membahayakan. Hanya saja, kandungan lumpur sungai cukup tebal.