REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bio Farma akan memanfaatkan pertemuan dengan negara organisasi kerja sama Islam (OKI) untuk membicarakan referensi vaksin halal dari para peneliti negara-negara tersebut. Pembicaraan itu dilakukan saat pertemuan the 1st Meeting of the Heads of National Medicines Regulatory Authorities (NMRAs) yang digelar di Jakarta pada 21 Nobember 2018-22 November 2018 mendatang
Direktur Utama PT Bio Farma M Rahman Roestan mengakui, belum semua vaksin yang diproduksi berasal dari bahan baku halal termasuk imunisasi campak rubela (measles rubella/MR). "Karena itu pertemuan dengan sesama negara-negara Islam (OKI) di NMRAs sangat strategis. Kami akan mengumpulkan referensi kehalalan vaksin dan obat," katanya, Senin (19/11).
Ia menambahkan, forum ini menjadi kesempatan mengumpulkan peneliti dari negara-negara OKI untuk meneliti dan memastikan tidak ada kendala untuk menemukan imunisasi halal.
Bio Farma: Perlunya Kolaborasi untuk Menembus Pasar Global
Kendati demikian, ia menyebut pertemuan negara-negara OKI membahas vaksin halal di NMRAs bukanlah yang pertama. Ia menyebutkan negara-negara OKI telah berkumpul di Bandung, Jawa Barat 2013 lalu untuk membahas pabrikasi vaksin termasuk imunisasi halal. Selain itu, ia mengatakan Bio Farma telah melakukan penelitian bersama mengenai vaksin baru mengunakan bahan baku non-hewan.
Sementara itu, Kepala BPOM Penny K Lukito menambahkan, nantinya selama NMRAs ada satu sesi yang khusus membicarakan program vaksinasi di negara Islam dan bagaimana bisa mendapatkan vaksin yang halal.
"Kami terus berusaha mencarinya dan bisa mendapatkan vaksin halal dengan mutu baik," ujarnya.
Ia menambahkan, BPOM berkomitmen akan terus mendampingi pengembangan-pengembangan imunisasi halal itu. Selain itu, pihaknya berkomunikasi dengan negara-negara OKI yang mengembangkan vaksin halal dengan bahan baku bukan hewan. Ia menegaskan, BPOM membuka diri untuk memfasilitasi vaksin halal ke depannya termasuk piloting researcher negara-negara OKI tersebut.