Selasa 20 Nov 2018 12:28 WIB

Bali Prison Music Festival 2018 Digelar di Lapas Kerobokan

Festival musik ini mengusung band-band antarlapas di Bali

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Esthi Maharani
Lapas Kerobokan Bali
Foto: beritabali
Lapas Kerobokan Bali

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kerobokan, Bali bekerja sama dengan Antida Music Production, bersama dengan Erick EST dari EST Movie, My Bali Music, dan XResidivist akan menggelar Bali Prison Music Festival 2018. Festival musik yang mengusung band-band antarlapas di Bali ini bertujuan meningkatkan kreativitas warga binaan.

Kepala Lapas Kelas IIA Kerobokan, Tony Nainggolan mengatakan pihaknya telah berkomunikasi dengan Kepala Unit Pelaksana Teknis Provinsi Bali terkait ide ini. Mereka akhirnya tertarik dan langsung menyetujui kegiatan tersebut.

"Awalnya kami berniat merealisasikannya 10 November 2018 sekaligus peringatan Hari Pahlawan. Namun, ada beberapa hal yang masih membutuhkan peninjauan kembali, sehingga acara ini akhirnya dilangsungkan 24 November 2018 mulai pukul 10.00 WITA sampai selesai," katanya secara tertulis kepada Republika, Selasa (20/11).

Tony berharap Bali Prison Music Festival bisa digelar setiap tahun dan bertumbuh dengan seni sebagai akarnya. Talenta-talenta yang ada di setiap lapas pun pada akhirnya bisa merambah ke dunia profesional.

Sekitar 13 band sejauh ini telah mendaftarkan diri sebagai peserta kompetisi. Mereka adalah band-band jebolan berbagai lapas, mulai dari Lapas Kelas IIA Kerobokan, Lapas Kelas IIA Bangli, Lapas Tabanan, Lapas Kelas IIB Karangasem, Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Bangli, Kapas Kelas IIB Singaraja, Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Negara, dan Rumah Tahanan Klungkung.

Pimpinan Antida Music Productions, Anom Darsana menambahkan lima profesional dilibatkan sebagai juri dalam acara ini. Mereka adalah Erick EST, JRX SID, Made Adnyana, perwakilan Band Antrabez, dan Anom Darsana sendiri. Kegiatan yang awalnya hanya kompetisi band ke depannya tidak menutup kemungkinan bisa berkembang menjadi konten lebih besar.

"Bali Prison Music Festival menarik bukan semata karena diadakan di lapas dan diikuti warga binaan sebagai peserta. Ini juga bukan hanya ajang unjuk bakat bermusik, namun juga misi kemanusiaan yang memberi kesempatan warga binaan menyalurkan minat, bakat mereka," kata Anom.

Warga binaan, sebut Anom juga manusia biasa yang membutuhkan rekreasi untuk menyemangati jiwa mereka yang terbelenggu di balik jeruji besi. Pemenang pertama kompetisi ini berkesempatan merekam single mereka di Antida Music Studio dan juga dibuatkan video klip disutradarai dan diedit langsung oleh Erick EST.

Festival musik seperti di Lapas Kerobokani ni diklaim pertama kalinya di Indonesia. Oleh sebabnya penyelenggara menyiapkan segala fasilitas sebaik mungkin, mulai dari kebutuhan sound system, lighting, stage, dan man power.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement