REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Bencana kekeringan dan krisis air bersih masih menjadi ancaman tahunan di setiap musim kemarau bagi masyarakat Gunungkidul. Sebagai bentuk respons terhadap bencana kekeringan di sana, Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap (ACT) membangun Wakaf Sumur produktif.
Sebab meskipun sudah dimulainya musim hujan di wilayah Gunungkidul
dan hampir setiap kecamatan di Gunungkidul merasakan guyuran hujan, tetapi persediaan air bersih untuk masyarakat Gunungkidul belum tercukupi. Koordinator program ACT Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Kharis dalam rilisnya, Senin (19/11) lalu, mengatakan pada kenyataannya sumur-sumur tadah hujan masih mengering.
Oleh karena itu Global Wakaf ACT terus melakukan aksi droping air bersih sejak bulan Juli yang lalu. Selain droping air bersih, program jangka panjang untuk mengatasi kekeringan di DIY adalah dengan membangun Wakaf Sumur produktif.
Dusun Dringo, Desa Girijati, Kecamatan Purwosari adalah salah satu dusun di Gunungkidul yang terdampak cukup parah ketika musim kemarau melanda. Lebih dari enam bulan warga harus bertahan dengan mengambil air dari sumber yang jaraknya kurang lebih 1-2 kilometer dari rumah warga.
Sudah ada 13 Sumur yang dibangun Global Wakaf ACT DIY, dan 11 lokasi wakaf sumur berada di Gunungkidul tersebar di delapan kecamatan."Alhamdulillah, Dusun Dringo menjadi dusun yang di Bulan November ini akan dibangunkan Wakaf Sumur ke-14," tutur Kharis.
Kepala Dukuh Dringo Hariyadi mengucapkan terima kasih, dan berharap dengan dibangunkannya Wakaf Sumur ini menjadi solusi atas permasalahan air bersih di Dusun Dringo.