REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- RS Polri Kramat Jati sudah berhasil mengidentifikasi 104 korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 hingga Selasa, (20/11). Proses identifikasi berpeluang diperpanjang asalkan terdapat temuan baru bagian tubuh di lokasi jatuhnya pesawat dan sekitarnya.
Kepala Pelayanan RS Polri Kombes Pol Sumirat mengatakan tim DVI hanya bertugas mengidentifikasi sampel yang ditemukan tim SAR Gabungan di TKP. Sampel bagian tubuh terakhir kali datang dua pekan lalu. Sehingga dengan total 666 sampel dari 195 kantung jenazah, diperkirakan identifikasi rampung pada 23 November 2018.
"Semua kantung jenazah sudah selesai pengujian DNA, saat ini pencocokan. Yang sudah (teridentifikasi) sampai hari ini 104 jenazah. Pencocokan masih terus jalan sampai Jumat ini," katanya, Selasa (20/11) petang.
Keputusan menyelesaikan identifikasi pada 23 November karena tak ada lagi sampel yang bisa diidentifikasi. Sampai sekarang, ia menyebut tim SAR DKI Jakarta dan SAR Jabar masih rutin menyisir TKP jatuhnya pesawat. Bila ada penemuan bagian tubuh korban lagi, maka barulah tim DVI kembali mengadakan identifikasi.
"Semua sudah berhasil diambil sampel DNA-nya. Setelah itu operasi rutin, siapapun yang temukan baik tim SAR atau nelayan asalkan terkait penumpang (Lion Air) akan tetap diidentifikasi," ujarnya.
Proses identifikasi akan disudahi manakala tak ada lagi temuan bagian tubuh korban Lion Air di TKP dan sekitarnya. "Karena belum ada temuan baru ya sudah selesai," tambahnya.
Diketahui, jumlah penumpang yang sudah teridentifikasi mencapai 104 orang. Rinciannya 75 orang laki-laki dan 29 perempuan. Berarti masih ada 91 korban yang belum teridentifikasi.
Pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10). Total penumpang dan awak pesawat sebanyak 189 orang.