REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Juru Bicara Badan Intelijen Nasional (BIN) Wawan Purwanto mengatakan, ada tujuh perguruan tinggi yang terpapar paham radikalisme. Temuan ini berdasarkan survei yang dilakukan di kampus-kampus yang ada di 15 provinsi.
"Memang ada temuan tujuh perguruan tinggi negeri (PTN) yang terpapar radikalisme. Namun, kami tidak bisa menyampaikan datanya kepada publik," ujar Wawan kepada wartawan di Pancoran, Selasa (20/11).
Wawan melanjutkan, data-data PTN yang terpapar radikalisme hanya disampaikan kepada pimpinan universitas yang bersangkutan. Tujuannya sebagai bahan evaluasi, deteksi dini dan pencegahan sejak dini.
"Jadi bukan untuk konsumsi publik. Untuk menghindari hal-hal yang merugikan universitas tersebut," katanya.
Menurutnya, temuan ini berasal dari survei di 15 provinsi. Wawan membenarkan jika seluruh provinsi di pulau Jawa ikut menjadi sasaran survei. Selain temuan tujuh PTN, BIN pun mengungkap data sekitar 39 persen mahasiswa dari 15 provinsi itu yang terpapar paham radikal. Status paparan ini beragam.
"Ada yang terpapar secara rendah, sedang dan tinggi. Namun, arahnya lebih kepada simpatisan. Meski begitu, kalau dibiarkan nanti jadi empati lalu berpartisipasi. Maka di tahap awal ini kami deteksi untuk bisa menjadi peringatan dini," jelasnya.