Rabu 21 Nov 2018 15:27 WIB

Afghanistan Cari Kelompok di Balik Serangan Bom Incar Ulama

Bom bunuh diri meledak saat acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Rep: Marniati/ Red: Nur Aini
Korban bom bunuh diri dibawa ke rumah sakit di Kabul.
Foto: AP
Korban bom bunuh diri dibawa ke rumah sakit di Kabul.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Pemerintah Afghanistan sedang berupaya menyelidiki kelompok yang bertanggung jawab dalam serangan bom bunuh diri di Kabul.   Serangan itu menewaskan 55 orang. Taliban telah membantah bertanggung jawab atas serangan itu.

Para korban termasuk tokoh agama dari berbagai wilayah Afghanistan, mereka diundang oleh Majelis Ulama Afghanistan untuk merayakan Maulid Nabi. "Sampai sekarang kami tidak tahu militan mana yang berada di balik serangan itu. Penyelidikan berada pada tahap awal," kata seorang pejabat senior keamanan yang berada di lokasi ledakan pada Rabu pagi untuk mengumpulkan bukti forensik.

Taliban dengan cepat membantah keterlibatannya dan mengutuk serangan terhadap ulama tersebut. Pejabat rumah sakit dan pemerintah pada Rabu pagi mengatakan  jumlah korban tewas kemungkinan meningkat karena sebagian korban luka menderita luka parah.

Menurut pihak kepolisian, pelaku menyelinap ke sebuah ruangan di lantai pertama  gedung besar di dekat bandara Kabul. Di gedung itu sekitar 200 orang sedang berkumpul.

"Saya sedang membaca ayat-ayat Alquran di dekat pintu gerbang ruang perjamuan  ketika ledakan keras terjadi. Itu seperti gunung berapi," kata Syed Usman, seorang cendekiawan Muslim yang telah melakukan perjalanan dari pinggiran Kabul untuk hadir ke pertemuan itu.

Menurut para dokter, kondisi korban luka begitu memprihatinkan. Korban yang mengalami luka bakar parah sulit untuk dikenali. "Situasinya benar-benar mengerikan," kata Mohammad Qaseem, seorang ahli bedah di rumah sakit Kabul

Pekan lalu, para pemimpin Taliban bertemu utusan khusus Amerika Serikat  (AS) Zalmay Khalilzad di markas politik mereka di Qatar. Pertemuan tiga hari itu merupakan yang kedua dalam sebulan terakhir.

Khalilzad memutuskan tenggat waktu untuk masalah perjanjian damai dengan Taliban pada 20 April mendatang. Tenggat waktu itu bertepatan dengan pemilihan presiden di Afghanistan.

Selama beberapa hari terakhir, Presiden AS Donald Trump telah membuat marah  Pakistan. Intelijen Afghanistan dan para pemimpin militer Barat mengaku telah lama curiga atas tindakan Pakistan yang memberikan bantuan kepada Taliban.

Selama akhir pekan, Trump mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa Pakistan tidak "melakukan apapun" untuk AS meskipun negara itu memperoleh bantuan AS.

Baca: Taliban Bantah Terlibat Bom Bunuh Diri Incar Ulama

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement