Rabu 21 Nov 2018 20:21 WIB

Luhut Ungkap Alasan Penghentian Sementara Proyek LRT

Proyek kereta cepat dan LRT dihentikan sementara di sejumlah titik.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Nur Aini
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) di Jakarta Timur, Rabu (15/8).
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) di Jakarta Timur, Rabu (15/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan memastikan, pemberhentian sementara dua proyek infrastruktur tidak ada pengaruhnya dari perang dagang Amerika dan Cina. Kebijakan itu, menurutnya, dilakukan murni untuk mengatasi kemacetan dan mengantisipasi sedikit revisi mengenai pembebasan tanah.

Dua proyek yang dihentikan sementara adalah kereta cepat Jakarta-Bandung dan LRT Jabodebek. Pemberhentian dilakukan di titik yang dianggap menimbulkan kemacetan, yakni KM 11 hingga 17. "(Pemberhentian) ini dikarenakan ada sedikit revisi mengenai pembebasan tanah karena overlapping kereta cepat dan LRT. Alasan utama lainnya juga kemacetan," tutur Luhut ketika ditemui media usai acara Indonesia Economic Forum (IEF) di Jakarta, Rabu (21/11).

Luhut juga memastikan, penundaan sementara ini tidak ada kaitannya dengan pendanaan yang bersumber dari Cina. Investasi yang digelontorkan untuk pembangunan kereta cepat berasal dari dua sumber. Sebanyak, 75 persen berasal dari China Development Bank (CDB), dan 25 persen dari PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).

Luhut menambahkan, pemberhentian sementara dua proyek infrastruktur tidak akan berdampak signifikan. Sebab, sifatnya hanya beberapa bulan, hingga Lebaran atau tahun depan. Ia memproyeksikan, hal ini tidak akan mengganggu pendanaan ke perusahaan maupun kredibilitas Indonesia di mata negara lain.

Sebelumnya, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub Hengki Angkasawan menuturkan, pemberhentian dua proyek infrastruktur ini terkait dengan upaya mengurangi kemacetan yang terjadi di Tol Jakarta - Cikampek (Japek). Pemerintah mengambil kebijakan untuk melakukan pengaturan waktu pengerjaan tiga proyek yang tengah dikerjakan di sepanjang tol Jakarta-Cikampek.

Hengki menjelaskan, pada dasarnya, pihak pemerintah meminta kepada pelaksana tiga proyek ini untuk secara bergantian melakukan pengerjaan proyek di area-area yang tingkat kemacetannya tinggi. Yakni dengan melakukan manajemen waktu dan lokasi. "Jadi pengerjaan tiga proyek tersebut tidak dilakukan secara bersama-sama," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (21/11).

Tiga pembangunan yang dimaksud adalah pembangunan tol layang (elevated) Jakarta-Cikampek, Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung, dan LRT Jabodebek. Hengki menjelaskan, pengaturan pengerjaan proyek yaitu dengan menghentikan sementara pengerjaan proyek kereta cepat dan LRT Jabodebek yang sedang dikerjakan di area tol Japek antara Kilometer 11 sampai dengan 17.

Hengki menambahkan, pemerintah juga telah menyiapkan langkah-langkah untuk mengurangi tingkat kemacetan di tol Jakarta-Cikampek. Hal itu di antaranya dengan kebijakan pemberlakuan ganjil-genap di gerbang tol Bekasi Barat, Bekasi Timur, dan sedang disosialisasikan di Gerbang Tol Tambun.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement