Kamis 22 Nov 2018 12:51 WIB

44 Ribu Warga Palu akan Tempati Hunian Sementara

Penyelesaian pembangunan huntara mencapai 30 persen.

Hunian Sementara (Huntara) korban bencana gempa bumi di Sulawesi Tengah
Hunian Sementara (Huntara) korban bencana gempa bumi di Sulawesi Tengah

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Sekitar 44 ribu warga Kota Palu yang mengungsi akibat kehilangan tempat tinggal pascagempa, tsunami dan likuefaksi akan menempati hunian sementara (huntara). Penempatan ini sebelum masa transisi darurat ke pemulihan berakhir pada 25 Desember 2018.

Koordinator Huntara pada Pos Komando Transisi Darurat ke Pemulihan Kota Palu yang juga Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Pekerjaan Umum (PU) Palu Iskandar Arsyad mengatakan 44 ribu atau sekitar 8.000 KK warga Palu itu yang hingga sekarang masih bertahan di tenda pengungsian.

Arsyad menjelaskan huntara yang sedang dibangun di ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah itu sebanyak 1.200 unit dimana tiap unit diisi 12 bilik hunian. "Nantinya tiap bilik dihuni satu keluarga. Tiap bilik dapat menampung antara empat sampai lima anggota keluarga. Huntara tersebut nantinya akan dilengkapi dengan kebutuhan dasar seperti selimut, kasur, bantal dan lain-lain," kata Iskandar.

Iskandar menyebut penyelesaian pembangunan huntara mencapai 30 persen dari total sekitar 8.140 unit yang dibangun baik oleh pemerintah pusat melalui Kementerian pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan lembaga serta yayasan kemanusiaan dari dalam dan luar negeri.

Meski begitu, Iskandar mengatakan saat ini pihaknya masih terus memverifikasi dan menyeleksi 8.000 KK tersebut. Hal itu dilakukan agar data pengungsi yang akan menempati huntara akurat dan tepat sasaran serta tidak menimbulkan kecemburuan antara pengungsi lainnya.

"Saya minta kepada warga dan pengungsi yang masih berada di tenda, jika menemukan ada tetangganya atau pengungsi yang tidak layak menempati huntara namun terdata mendapat jatah huntara agar segera dilaporkan kepada kami. Agar kami segera memverfikasi dan menyeleksi kembali. Kami tidak ingin huntara ini dihuni oleh orang-orang yang tidak layak menempati huntara," ujar Iskandar.

Pengungsi yang menghuni huntara juga akan menempati hunian tetap (huntap) yang pembangunannya diupayakan selesai dalam waktu dua tahun. Saat ini para pengungsi menghuni tenda dan shelter di titik-titik pengungsian terpadu yang tersebar di sejumlah wilayah di Kota Palu, seperti di Kelurahan Kabonena, Kelurahan Duyu, Kawatuna, Buluri, Tipo dan sejumlah titik pengungsian terpadu yang berada di sejumlah Kelurahan di Kecamatan Palu Utara dan Mantikulore.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement