Kamis 22 Nov 2018 15:00 WIB

Damri Segera Luncurkan Hotel Bus

Hotel bus akan disiapkan di 10 destinasi wisata baru.

Rep: fuji pratiwi/ Red: Dwi Murdaningsih
Direktur Utama Perum Damri Setia N Milatia Moemin (tengah) bersama Kepala BPTJ Bambang Prihantono (baju putih), Direktur Enterprise and Business Service PT Telkom Dian Rachmawan (batik merah bata) menunjukkan uang elektronik di Pool Damri Kemayoran, Jakarta pada Kamis (22/11).
Foto: republika/fuji pratiwi
Direktur Utama Perum Damri Setia N Milatia Moemin (tengah) bersama Kepala BPTJ Bambang Prihantono (baju putih), Direktur Enterprise and Business Service PT Telkom Dian Rachmawan (batik merah bata) menunjukkan uang elektronik di Pool Damri Kemayoran, Jakarta pada Kamis (22/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Damri akan melakukan ekspansi bisnis dengan meluncurkan hotel bus. Direktur Utama Perum Damri Setia N Milatia Moemin mengatakan, hotel bus ini merupakan konversi armada yang sudah tidak lagi melayani penumpang.

Bus besar akan dijadikan dua kamar dan bus kecil untuk satu kamar. Operatornya akan pakai yang ada di lingkungan BUMN. Milatia mengakui, Damri tak berkapasitas pada segmen bisnis layanan perhotelan. Untuk layanan bus hotel ini, Damri menyiapkan 70 unit di Belitung.

"Hotel bus ini kami siapkan juga di Mandalika. Kami akan fokus ke 10 destinasi Bali Baru," ucap Milatia di Pool Damri Kemayoran, Jakarta pada Kamis (22/11).

Hingga kuartal III 2018 ini, Damri mencatatkan kinerja lebih bagus dibandingkan akhir 2017. Secara year to date (ytd), laba perusahaan meningkat 300 persen menjadi Rp 21 miliar pada September 2018 dari sekitar Rp 7 miliar pada akhir 2017.

"Capaian ini di atas target semula 200 persen," kata Milatia.

Pendapatan dari armada yang melayani rute bandara secara nasional berkontribusi 37-40 persen dan sisanya dari lini bisnis lain seperti AKAP, ADP, dan angkutan antar negara. Untuk angkutan perbatasan, Damri melayani transportasi perbatasan Indonesia dengan Brunei, Serawak dan Kuching Malaysia, dan akan menyusul ke Timor Leste.

"Rute Timor Leste tergantung perjanjian bilateral. Itu kan tidak bisa sembarangan," ucap Milatia.

Mengikuti regulasi transaksi dalam lingkup NKRI, pembayaran angkutan perbatasan Damri tetap memakai rupiah. Soal selisih kurs, Milatia mengatakan angkutan perbatasan ini Damri membawa misi bangsa sehingga bukan soal untung rugi.

Tambahan armada pada 2019 akan disesuaikan permintaan. Hal itu akan ditentukan setelah tutup buku akhir tahun ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement