Kamis 22 Nov 2018 19:10 WIB

Malaysia Minta Pemulangan Rohingya Segera Dilakukan

Lebih dari 727 ribu orang Rohingya terpaksa lari ke Bangladesh.

Sejumlah warga Rohingya menunggu di truk Polisi Myanmar untuk dibawa kembali menuju penampungan sementara yang didirika pemerintah di Desa ManSi dekat Sittwe, Negara Bagian Rakhinne, Myanmar, Rabu (21/11).
Foto: Nyunt Win/EPA EFE
Sejumlah warga Rohingya menunggu di truk Polisi Myanmar untuk dibawa kembali menuju penampungan sementara yang didirika pemerintah di Desa ManSi dekat Sittwe, Negara Bagian Rakhinne, Myanmar, Rabu (21/11).

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Kementerian Luar Negeri Malaysia meminta proses pemulangan warga Rohingnya kembali ke Myanmar dilaksanakan sesegera mungkin. Malaysia menyatakan mendukung proses repatriasi secara sukarela, aman dan bermartabat.

"Malaysia telah mengamati sangat dekat proses pemulangan orang Rohingya ke Myanmar. Rencana repatriasi baru-baru ini, yang dijadwalkan akan dimulai pada 15 November 2018 telah ditunda tanpa batas waktu," ujar Menteri Luar Negeri Malaysia, Datuk Saifuddin Abdullah di Putrajaya, Kamis (22/11).

Dia mengatakan proses repatriasi itu sendiri perlu kredibel, artinya mereka yang kembali seharusnya tidak pernah lagi menghadapi ancaman penganiayaan dan kekerasan yang dulu mereka alami. Krisis berkepanjangan di Negara Bagian Rakhine, dan konsekuensinya terhadap kawasan, terus menjadi keprihatinan mendalam di Malaysia.

Hingga saat ini, lebih dari 727 ribu orang Rohingya terpaksa lari menyelamatkan diri ke Bangladesh. Selain itu, saat ini ada 80.018 orang Rohingya di Malaysia.

"Sejak kekerasan dimulai di Negara Bagian Rakhine, Bangladesh memiliki waktu dan sekali lagi menunjukkan kemurahan hati yang besar dengan menerima korban kekerasan ini. Akibatnya, Bangladesh sekarang menjadi tuan rumah bagi lebih dari satu juta pengungsi Rohingya," katanya.

Datuk Saifuddin ingin menegaskan kembali ucapan terima kasih Malaysia kepada Bangladesh dan menyatakan komitmennya terus berkontribusi bagi kebutuhan kemanusiaan para warga Rohingya di Cox's Bazar. "Malaysia percaya repatriasi yang kredibel harus terlebih dahulu melibatkan jaminan kewarganegaraan bagi orang Rohingya. Pemberian kewarganegaraan merupakan sarana penting untuk memastikan perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan dasar mereka, dan jaminan penting bagi kembalinya pengungsi Rohingya secara berkelanjutan ke Myanmar," katanya.

Dia mengatakan sangat penting warga Rohingya akhirnya kembali ke tempat asal untuk membangun kembali kehidupan mereka. "Malaysia percaya Myanmar dan Bangladesh, dengan bantuan badan-badan PBB, tokoh masyarakat dan masyarakat sipil dapat meningkatkan kerja sama untuk mewujudkannya. ASEAN khususnya, tetap berkomitmen untuk bekerja sama untuk membantu Myanmar dalam masalah ini. Malaysia akan terus menjadi tetangga yang bersedia membantu dengan segala cara dalam kapasitasnya," katanya.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement