REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali menilai para petinggi PSSI menjadi pihak yang paling bertanggung jawab atas kegagalan timnas Indonesia di Piala AFF 2018. Tim Merah Putih tersingkir di fase grup, padahal berstatus finalis dua tahun lalu.
Kita menunggu seluruh pimpinan PSSI menyatakan permohonan maaf atas kegagalan ini. Lebih keren, mereka semua mundur karena gagal membangun manajemen timnas yang baik," kata Akmal saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (22/11).
Ia mengaku sudah pesimistis dari awal karena PSSI tidak mempersiapkan segalanya dengan matang. Salah satunya adalah pergantian mendadak pelatih Luis Milla ke Bima Sakti.
Proses penunjukan Bima menjadi pelatih Garuda Merah Putih pada 21 Oktober lalu menghadirkan tanda tanya besar di benak pecinta sepak bola Tanah Air. Di samping jabatan sebelumnya menjadi asisten Luis Milla, Akmal menilai pria kelahiran Balikpapan 42 tahun silam belum memiliki jam terbang yang ideal untuk mengemban tugas berat dari PSSI.
"Ini merupakan blunder besar PSSI yang mempunyai mimpi besar jadi juara tapi tidak memikirkan hal terpenting. Jadwal agenda kompetisi dan timnas selalu bertabrakan dan sangat mempengaruhi psikologis atau pun fisik pemain," kata dia.
Tidak hanya itu, Akmal juga menuntut keputusan tegas badan sepak bola tertinggi di Indonesia untuk segera mengevaluasi segala karut marut dunia si kulit bundar.
Timnas Indonesia dipastikan gagal ke semifinal Piala AFF setelah pertandingan Grup B antara Filipina melawan Thailand berakhir dengan skor imbang 1-1. Ini membuat poin Filipina tak terkejar Indonesia di kelasemen sementara. Andai mampu mengalahkan Filipina akhir pekan ini, poin Indonesia hanya enam, tertinggal satu dari Filipina.