Jumat 23 Nov 2018 07:08 WIB

Berantas Narkoba Jangan Hanya Bangga dengan Penangkapan

Sekarang, 80 persen isi penjara di Indonesia adalah narapidana narkoba.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Wakil Ketua DPRD RI Fahri Hamzah hadir sebagai Keynote Speech pada acara Parlemen Kampus, di Aula Universitas Islam Bandung (Unisba), Kota Bandung, Kamis (22/11).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Wakil Ketua DPRD RI Fahri Hamzah hadir sebagai Keynote Speech pada acara Parlemen Kampus, di Aula Universitas Islam Bandung (Unisba), Kota Bandung, Kamis (22/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Saat ini ada yang salah dengan cara pandang dalam pemberantasan narkoba di Indonesia. Pasalnya, pencegahan jarang dipikirkan oleh Indonesia, tapi selalu bangga dengan penangkapan.

"Mindset kalau sukses itu banyak yang ditangkap ini harus diubah. Seharusnya yang disebut sukses kalau narkoba tak ada lagi yan mengonsumsi di Indonesia," ujar Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah  saat menjadi Key Note Speaker di acara Seminar Nasional dan Simulasi Sidang DPR RI dengan tema Revisi Undang-undang Narkotika: Pemuda Melawan Narkoba di Kampus Unisba, Kamis (22/11).

Fahri mengatakan, negara disebut sukses memberantas narkoba kalau di negara tersebut sudah benar-benar tak ada kasus narkobanya. "Sekarang, 80 persen penjara kita adalah narapidana narkoba. Kita harus pikirkan bagaimana pencegahannya," katanya.

Oleh karena itu, menurut Fahri, dalam simulasi sidang DPR RI ini, dipaketkan ada simulasi yang temanya revisi undang-undang narkotika. Fahri berharap dengan kegiatan ini bisa menjadi tempat untuk mengugah kesadaran pemuda khususnya mahasiswa agar menjauhi narkoba. "Semua yang melemahkan jiwa jangan di deketin salah satunya adalah narkoba," katanya. 

Dikatakan Fahri, cara memperkuat jiwa itu harus diajarkan pada semua pemuda dan mahasiswa. Yaitu membaca yang banyak. Mereka harus mengisi jiwa dengan agama agar tumbuh menjadi pemuda mempunyai karakter.

"Kita harus mengintensifkan pencegahan kalau orientasinya hanya menangkap tapi nggak membangun pemahaman bahwa orang Indonesia itu kuat dan nggak gampang terpengaruh dampak negatif," katanya. 

Fahri menilai, membangun pemaham bahwa generasi muda Indonesia kuat tersebut harus dibangun sejak dini. Yakni, Indonesia jauh dari narkoba dan memiliki karakter. "Kalau ini yang menonjol di kita, jadi bandar ga mau masuk ke Indonesia karena mereka tau narkoba ga laku disini," katanya.

Fahri menilai, kalau moral bangsa ini gampang dijatuhkan dan banyak generasi pemudanya ikut-ikutan maka akan menjadi sasaran empuk pengedar narkoba. "Karena itu pencegahan harus dibuat dengan membangun karakter sejak dini. Ini akan memperkuat aspek pencegahan," katanya.

Sekjen DPR RI Indra Iskandar mengatakan, kegiatan seminar nasional dan simulasi sidang DPR RI ini penting digelar untuk memahami dan mengkritisi dinamika perkembangan positif. Sehingga, mahasiswa bisa mendapat gambaran bagaiman berdemokrasi di DPR. 

Selain itu, kegiatan ini pun merupakan mandat dari pertemuan parlemen di Jenewa yan memandatkan untuk melakukan sesuatu bagi kemajuan negara ke depan "Negara lain, ada yang mengambil tema tentang HAM, kemiskinan dan lainnya. Kalau kita konsisten mengembangkan parlemen kampus," katanya. 

Kegiatan ini, diikuti oleh 300 mahasiswa yang berasal dari perguruan tinggi Se Bandung Raya. Di acara ini pun digelar simulasi sekolah wakil rakyat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement