REPUBLIKA.CO.ID, TURAIF -- Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan pada Kamis (22/11), negaranya akan merespons dengan tepat untuk mendinginkan kecemasan pasar global menyusul prediksi melemahnya permintaan minyak pada Januari mendatang. Kerajaan akan berupaya untuk menyeimbangkan pasar.
Produksi minyak mentah eksportir minyak terbesar dunia itu pada November berada di atas tingkat Oktober. Ia menambahkan, tak ada kepentingan bagi siapapun untuk menambahkan jumlah pasokan.
"Jadi permintaan Januari untuk Arab Saudi akan lebih rendah," kata Falih, mengacu pada penawaran AS terhadap Iran untuk menjaga lebih banyak minyak mentah Iran di pasar.
Komentarnya disampaikan satu hari setelah Presiden AS Donald Trump meminta Arab Saudi untuk membantu menurunkan harga minyak. Falih mengatakan kebijakan kerajaan belum berubah dan akan bekerja menuju pasar yang seimbang.
"Kami tidak akan menjual minyak yang tidak dibutuhkan pelanggan," katanya kepada wartawan di kota utara Turaif, pada peresmian proyek pertambangan baru.
Ia mengatakan, Saudi tidak akan membuat pasar gelisah. Menurutnya, tidak ada kepentingan bagi siapapun untuk menambahkan pasokan seperti yang terjadi beberapa tahun lalu.
"Keinginan setiap orang ada dalam pikiran kami, dan kami melakukannya dengan sangat hati-hati, kami melakukannya dengan tanggung jawab, dengan keseimbangan," katanya.
Menteri juga mengatakan, dia berharap undang-undang pertambangan baru Saudi akan berlaku pada paruh pertama tahun 2019. Undang-undang tersebut diharapkan akan meningkatkan penambangan dan eksplorasi.