Jumat 23 Nov 2018 10:38 WIB

Pabrik Air Minum Indra Karya Rampung Maret 2019

Pembangunan pabrik tahap pertama memakan biaya Rp 20 miliar.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolanda
Direktur Utama PT Indra Karya (Persero) Milfan Rantawi di Ruang Media Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kamis (22/11) menjelaskan mengenai bisnis lain yang tengah dijelaskan selain bergerak di bidang konsultan.
Foto: Republika/ Rahayu Subekti
Direktur Utama PT Indra Karya (Persero) Milfan Rantawi di Ruang Media Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kamis (22/11) menjelaskan mengenai bisnis lain yang tengah dijelaskan selain bergerak di bidang konsultan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Indra Karya (Persero) segera merampungkan pembangunan pabrik air minum dalam kemasan (AMDK) di Surabaya tahun depan. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang konsultan itu saat ini juga membidik bisnis lain dalam produksi AMDK.

"Kami targetkan Maret 2019 pabrik sudah selesai. Suadh ada produknya yang dibuat dari pabrik di Surabaya," kata Direktur Utama Indra Karya Milfan Rantawi di Ruang Media Kementerian BUMN, Kamis (23/11). 

Milfan menjelaskan dalam pembangunan pabrik air minum di Surabaya tersebut juga bekerja sama dengan perusahaan lain. Kerja sama tersebut dilakukan dengan anak usaha PT Pelindo II yaitu PT pelindo Energi Logistik (PEL) dan Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER).

Dia menuturkan masing-masing perusahaan memiliki porsi tersendiri dalam kerja sama tersebut. "SIER memang punya lahan dan ada gedung. Kami Indra Karya punya teknologinya untuk mencarikan airnya," jelas Milfan. 

Milfan mengatakan pada Maret 2019 tersebut merupakan target penyelesaian pabrik tahap pertama. Pembangunan pabrik tahap pertama dengan dana Rp 20 miliar itu dengan kapasitas terpasang 40 persen.

Meskipun begitu, Milfan menegaskan pabrik sudah memiliki luasan design 100 persen. Setelah dibangun 40 persen, penambahan kapasitas baru dilakukan pada tahun kedua dan ketiga hingga 100 persen. 

Milfan mengakui Indra Karya tidak menyasar produksi air minum yang dijual di ritel. Menurutnya, penyediaan air minum tersebut hanya dijual untuk industri dan perusahaan BUMN lainnya. 

Memilih Surabaya menjadi lokasi pabrik air minum bermerek In Fresh itu juga menjadi salah satu dari target sasaran penjualan. "Di sana potensi permintaan lebih banyak karena juga banyak perusahaan BUMN di sana," ungkap Milfan. 

Meskipun baru menyelesaikan pabriknya tahun depan, Milfan memastikan Indra Karya sudah memulai bisnis produksi air minum tersebuts sejak Maret 2018. Selanjutnya penjualan dilakukan pada Juli 2018. 

Hanya saja, dalam produksinya Indra Karya masih bekerja sama dengan pabrik lain. "Produksinya dengan pabrik yang ada di Bogor, belum sendiri," tutur Milfan. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement