Jumat 23 Nov 2018 11:47 WIB

Mu'ti: BIN tak Seharusnya 'Petak Umpet' Soal Masjid Radikal

BIN sebaiknya langsung menyampaikan hasil survei itu kepada pemerintah.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Andi Nur Aminah
Abdul Mu'ti
Foto: aditya pradana/republika
Abdul Mu'ti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu'ti, menanggapi soal hasil survei yang menunjukkan sejumlah masjid terindikasi terpapar radikalisme di lingkungan pemerintah di DKI Jakarta. Sebelumnya, BIN kembali mengungkap soal adanya 41 masjid terpapar paham radikalisme dan adanya 50 penceramah yang menyampaikan materi ceramah mengandung unsur radikalisme.

Karena sebagian besar masjid yang terindikasi radikal ada di Pemerintah dan BUMN, Mu'ti menyarankan agar BIN sebaiknya langsung menyampaikan hasil survei itu kepada pemerintah. Selain itu, ia mengatakan, BIN sebaiknya menyebutkan nama-nama masjid tersebut supaya menjadi perhatian masyarakat.

"Sebaiknya, BIN memberikan datanya kepada pemerintah, dewan masjid, dan ormas Islam. Tidak seharusnya BIN seperti main 'petak umpet' dengan pernyataan yang justru menimbulkan spekulasi publik," kata Mu'ti melalui pesan elektronik kepada Republika.co.id, Kamis (22/11).

Dalam hal ini, ia menyarankan agar BIN menyampaikan data tersebut kepada pihak berwenang dan memanggil takmir masjid yang bersangkutan. Informasi soal masjid terpapar radikalisme itu merupakan hasil survei yang dilakukan oleh Pengawas Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) NU tahun lalu.

Dari hasil survei itu memperlihatkan bahwa gejala radikalisasi di masjid-masjid kementerian, lembaga, dan BUMN cukup kuat. Pelaksanaan survei dilakukan setiap Jumat selama empat pekan dari 29 September hingga 21 Oktober 2017.

Menurut Ketua Dewan P3M NU, Agus Muhammad, terdapat 100 masjid yang terdiri atas 35 masjid kementerian, 28 masjid lembaga, dan 37 masjid BUMN. Setiap masjid didatangi oleh satu orang relawan untuk merekam khutbah dan mengambil gambar brosur, buletin, dan bahan bacaan lain yang terdapat di masjid.

Dari 100 masjid tersebut, terdapat 41 masjid radikal dengan level rendah (7), sedang (17), dan tinggi (17). Rendah artinya secara umum cukup moderat, tetapi berpotensi radikal. Misalnya, dalam konteks intoleransi, khatib tidak setuju tindakan intoleran, tetapi memaklumi jika terjadi intoleransi.

Kategori sedang, artinya tingkat radikalismenya cenderung tinggi. Misalnya, khatib setuju intoleransi, tetapi tidak sampai memprovokasi jamaah untuk bertindak intoleran. Sedangkan, kategori tinggi di mana khatib bukan sekadar setuju, tetapi juga memprovokasi umat agar melakukan tindakan intoleran.

Menurut survei P3M itu, masjid-masjid BUMN adalah masjid yang paling rentan terhadap penyusupan kelompok radikal. Terbukti, dari 37 masjid yang disurvei, lebih dari separuhnya, yaitu 21 masjid (57 persen) terindikasi radikal. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement