REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemain sayap tim nasional (timnas) sepak bola Indonesia Andik Vermansah menilai pelatih timnas Indonesia Bima Sakti merupakan sosok yang pantas melatih skuat Garuda. Namun, momen kedatangan Bima di skuat Garuda kurang pas.
"Pelatih Bima Sakti sebagai pemain juga sangat berpengalaman. Sebagai individu juga baik. Namun mungkin momennya kurang pas," kata Andik usai berlatih di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (23/11).
Momen tidak pas yang dimaksud Andik adalah Bima mulai melatih saat kondisi timnas tidak begitu baik karena persiapan minim. Di tengah sempitnya waktu, Bima juga ditargetkan juara Piala AFF 2018 oleh PSSI.
Bima Sakti baru ditunjuk sebagai pelatih timnas pada akhir Oktober 2018 atau kurang lebih dua pekan sebelum Piala AFF 2018 bergulir. Sebelumnya, pria berusia 42 tahun itu merupakan asisten pelatih timnas U-23 dan senior Indonesia yang ditangani pelatih asal Spanyol Luis Milla.
Setelah diberikan tanggung jawab, Bima tidak memiliki banyak waktu untuk mengubah taktik, strategi, dan susunan pemain. Oleh sebab itu, ia memilih untuk menerapkan taktik lawas ala Luis Milla. Para pemain yang dipanggil pun tidak jauh dari sosok-sosok yang pernah dipercaya Milla mengisi tim.
"Ini berbeda ketika Piala AFF 2016 di mana kami bersama selama lima atau enam bulan sebelum tampil," jelas Andik, menunjuk Piala AFF 2016 saat Indonesia berhasil sampai final.
Indonesia dipastikan tersingkir dari persaingan Piala AFF 2018 setelah tidak mampu lolos dari Grup B. Poin Indonesia tidak mencukupi untuk mengejar posisi dua tim terbaik sebagai syarat lolos ke empat besar.
Meski sudah pasti tak ke semifinal Indonesia masih menyisakan satu laga di grup yakni menghadapi Filipina di pertandingan terakhir, Ahad (25/11), di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, mulai pukul 19.00 WIB. Pencapaian tak mampu beranjak dari fase grup tersebut mengulang catatan serupa pada Piala AFF tahun 2007, 2012, dan 2014.