REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Ledakan bom bunuh diri terjadi di distrik Khel Ismail, Provinsi Khost, Afghanistan Timur Jumat (23/11) saat waktu Shalat Jumat dilaksanakan. Pejabat keamanan distrik Khel melaporkan sedikitnya 26 orang tewas akibat ledakan tersebut. Sedangkan korban luka-luka sedikitnya ada 50 orang lainnya.
"Korban tewas merupakan pasukan keamanan Afghanistan," ujar juru bicara militer di Khost, Kapten Abdullah seperti dilansir Reuters, Sabtu (24/11).
Kelompok militan Taliban kerap melancarkan perang yang menimbulkan kematian guna menggulingkan pemerintahan Afghanistan yang didukung Barat. Taliban juga ingin mengusir pasukan asing dari Afghanistan.
Kelompok militan tersebut telah meluncurkan serangakaian serangan terhadap pasukan keamanan Afghanistan dalam beberapa pekan terakhir ini. Ratusan pasukan penjaga keamanan dari militer Afghanistan sudah menjadi korban tewas. Pos-pos pangkalan mereka dihancurkan dan senjata dirampas oleh pejuang Islam Taliban garis keras.
Namun, belum diketahui siapa yang bertanggung jawab atas ledakan ini. Sementara serangan waktu Shalat Jumat ini pun terjadi selang tiga hari seorang pembawa bom meledakan diri di sebuah pertemuan ulama saat Maulid Nabi digelar di ibu kota, Kabul.
Pada serangan tersebut 55 ulama tewas dan lebih dari 90 lainnya mengalami luka. Namun, Kelompok Taliban membantah terlibat dalam serangan bom bunuh diri yang terjadi di Kabul, Afghanistan, Selasa (20/11) itu.
Pada Selasa malam waktu setempat, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan, kelompoknya mengecam serangan apa pun yang menargetkan warga sipil atau ulama.