REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Kapal berisikan wartawan terbalik dihantam Ombak Bono di Semenanjung Kampar, Kabupaten Pelalawan, Riau, Sabtu. Ada dua wartawan di kapal itu, Erfan Setiawan dari Antara TV dan Afrianto Silalahi dari Riauimages, yang sejatinya akan meliput acara 'Bono Surfing' di Sungai Kampar.
''Benar, ada kapal yang ditumpangi rekan-rekan kami terbalik dihantam Bono,'' kata Kepala Bidang Destinasi Dinas Pariwisata Riau, Raja Hendra Saputra ketika dihubungi dari Pekanbaru, Sabtu (24/11).
Erfan dan Afrianto selamat dalam insiden itu. Raja Hendra juga ada di lokasi yang sama, namun beda perahu. Kapal yang ditumpangi korban adalah perahu cepat terbuat dari kayu yang disediakan oleh panitia lokal.
Sejumlah peselancar mancanegara ikut meramaikan acara 'Bono Surfing'. Ombak Bono dikenal dengan julukan "Seven Ghost" karena bentuknya yang bergulung-gulung panjang.
Ombak Bono merupakan fenomena alam karena pertemuan dua arus dari Sungai Kampar dan gelombang laut dari daerah muara. Fenomena ini mencapai puncaknya di Semenanjung Kampar pada setiap akhir tahun. Tinggi ombaknya bisa mencapai dua hingga lima meter.
Hendra mengatakan korban selamat karena diselamatkan oleh para peselancar. Korban menderita syok akibat insiden itu. ''Erfan syok. Dia sempat terjun sebelum perahu speed terbalik,'' ujarnya. Ia mengatakan peralatan kamera dan kunci kendaraan ikut hilang dalam insiden itu.
Selain wartawan, lanjutnya, ada penumpang lain di kapal itu yakni kapten kapal, satu orang dari Kementerian Pariwisata dan satu orang dari Generasi Pesona Indonesia (Genpi) Pusat. Namun, Hendra belum bisa merinci semua nama korban.
Hendra mengatakan Erfan dan Afrianto hadir meliput acara itu sebagai undangan Genpi Riau. Korban sempat mendapat pemeriksaan medis di Puskesmas Teluk Meranti yang tak jauh dari lokasi.