Ahad 25 Nov 2018 15:40 WIB

Bahan Kosmetik: Dari Ari-Ari, Plasenta, Hingga Air Ketuban?

Konsumen Muslim diminta cerdas memilah dan memilih produk kosmetik.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Nashih Nashrullah
Perempuan sedang mencoba produk kosmetik.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Perempuan sedang mencoba produk kosmetik.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Tampil cantik bagi Muslimah tentu adalah kebutuhan. Tetapi, bagi Muslimah, penampilan tersebut tak bisa begitu saja menabrak koridor agama terkait status kehalalan produk kosmetik yang mereka gunakan. 

Tahukah Anda jika sebagian kosmetik yang beredar di pasaran diproduksi dari bahan-bahan yang tak diperbolehkan dalam agama. Direktur Halal Centre Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM), Ir Nanung Danar Dono menjelaskan, placenta menjadi bahan pertama yang harus diperhatikan. Itu merupakan ari-ari yang pada Munas LPPPOM MUI di Jabar diputuskan tidak boleh dipakai untuk kosmetik.

Pasalnya, placenta kualitas kedua yang mendekati bagus berasal dari manusia atau babi, yang tentunya najis. Sedangkan, yang berbahan seperti sapi memiliki kualitas kurang bagus yang membuatnya jarang dipakai kosmetik.

Bahan selanjutnya air ketuban yang ternyata cukup banyak dijadikan bahan untuk produk-produk seperti pelembap. Mencengangkan memang mengetahui fakta kalau air ketuban dijadikan bahan pembuatan kosmetik.

Terlebih, air ketuban tentunya hanya bisa diperolah kalau tidak dari manusia, tentu saja dari binatang yang melahirkan. Walau yang berasal dari sapi masih dibolehkan, yang berasal dari babi atau manusia tidak boleh digunakan.

Kolagen menjadi bahan selanjutnya yang perlu diperhatikan, dan ternyata banyak digunakan sebagai bahan anti penuaan. Populer sebagai bahan yang dianggap bisa menghilangkan keriput.

"Kolagen dipastikan hewani, tidak ada yang nabati atau berasal dari tumbuhan," ujar Nanung yang juga auditor halal LPPOM Majelis Ulama Indonesia (MUI) DIY itu saat mengisi Kajian Halal Class di Masjid Suciati Saliman, Rabu (21/11).  

Nanung yang juga pengurus Bidang Dakwah MIUMI DIY itu selanjutnya menuturkan bahan yang perlu diperhatikan yaitu elastin. Jaringan ini memberikan kekuatan dan elastifitas otot yang hanya berasal dari binatang dan manusia.

Walau tidak masalah jika berasal dari binatang seperti sapi dan kambing, bahan elastin yang diambil dari babi najis digunakan. Kemudian, ada bahan allantoin yang banyak menjadi bahan produk seperti sabun.

Nanung mengimbau, jika bepergian ke luar negeri dan ingin membeli sabun harus memperhatikan kandungan ini di komposisi karena ternyata juga bisa dibuat dari air seni anjing. Kecuali, tentunya jika terdapat logo halal.

Lalu ada glisterin yang kerap dijadikan bahan untuk produk seperti body lotion. Ini merupakan senyawa turunan lemak yang bisa diambil dari babi. Tapi, Nanung menekankan, bahan yang berasal dari selain babi dapat digunakan.

Kandungan vitamin juga ternyata harus diperhatikan karena ada yang sifatnya larut air. Vitamin seperti A, D, atau E memiliki sifat fotolabile yang mudah rusak terkena sinar matahari.

"Ada pula yang bisa rusak terkena panas karena berbahan kimia, dan biasanya harus dibungkus sesuatu," kata Nanung.

Ada pula hormon yang banyak digunakan untuk meningkatkan kualitas penampilan. Menurut Nanung, hampir aneh jika ada hormon yang pembuatannya menggunakan tanaman, sehingga biasanya diambil dari hewan.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement