REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Partai kedua final Copa Libertadores yang mempertemukan River Plate versus Boca Juniors terpaksa ditunda lantaran terjadi kerusuhan di luar Stadion El Monumental, Ahad (25/11) dini hari WIB. Presiden Boca Daniel Angelici merasa kecewa dengan insiden tersebut dan ia setuju dengan keputusan penyelenggara.
"Seharusnya ini adalah pesta, tapi hari ini justru menyedihkan bagi saya. Beberapa oknum River Plate menyerang bus (Boca Juniors)," ujar Angelici dikutip Express, Ahad (25/11).
Jelang pertandingan yang berlangsung di markas River, bus Boca Juniors yang melintas di hadapan pendukung the Millions diadang dan dilempari oleh botol yang berisikan gas sehingga membuat beberapa pemain Boca mengalami cedera, salah satunya Pablo Perez.
Meski merasa kecewa dengan ulah tersebut, pria berusia 54 tahun tetap berterima kasih kepada otoritas penyelenggara Copa Libertadores yang memutuskan laga ditunda. "Kami tidak berada dalam kondisi baik di final ini. Namun, saya berterima kasih kepada Conmebol dan River (Plate). Kami mengatakan bahwa kami tak ingin bermain dengan pemain yang cedera akibat luka serangan. Saya pikir itu keputusan benar," sambung Angelici.
Lebih lanjut, Angelici merasa malu dengan para penggemar kedua kesebelasan di belahan dunia mana pun. Pasalnya, para penonton pasti telah menunggu pertandingan kedua Super Classico tersebut. "Ulah lima atau enam oknum fan River Plate merusak 60 ribu pendukung yang hadir di dalam stadion."
Adapun peda leg pertama final Copa Libertadores, kedua kesebelasan bermain imbang 2-2 di Stadion La Bomboneira awal bulan ini. Keputusan untuk menunda pertandingan sebelumnya juga terjadi ketika bermain di markas Boca lantaran intensitas hujan yang cukup tinggi.