REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Ribuan balita di Kabupaten Indramayu mengalami stunting. Pemkab Indramayu pun menargetkan bebas stunting pada 2023 mendatang.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Deden Boni Koswara menyebutkan, berdasarkan data pada 2017, jumlah balita di Kabupaten Indramayu mencapai 138.188 jiwa. Dari jumlah itu, sebanyak 29,9 persen atau 41.318 balita dinyatakan mengalami stunting.
Dilihat dari penggolongannya, kasus stunting sebanyak 10-20 persen tergolong rendah, 20-30 persen tergolong sedang, 30-40 persen tinggi dan di atas 40 sangat tinggi. Dengan angka kasus 29,9 persen, kasus stunting di Indramayu sedang tapi mendekati tinggi.
"Banyak faktor penyebab stunting. Tapi faktor utamanya karena kurangnya asupan gizi," kata Deden, Ahad (25/11).
Stunting merupakan kondisi gangguan pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) sehingga anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir. Kondisi itu disebabkan oleh kekurangan gizi dalam waktu yang lama.
Kekurangan gizi dalam waktu lama itu terjadi sejak janin dalam kandungan sampai awal kehidupan anak (1000 hari pertama kelahiran). Selain rendahnya asupan makanan yang bergizi dan beragam, faktor ibu dan pola asuh yang kurang baik juga menjadi penyebab anak menjadi stunting.
Deden mengungkapkan, masih banyak orang tua di Indramayu yang menyerahkan pengasuhan anak-anaknya kepada nenek atau sanak saudaranya. Sedangkan orang tuanya lebih memilih bekerja mencari nafkah di dalam maupun luar negeri.
Deden menyatakan, pihkanya terus mengkampanyekan pencegahan stunting secara terus menerus kepada masyarakat. Dia berharap adanya kesadaran para orang untuk memberikan asupan makanan bergizi untuk balita mereka.
Pemkab Indramayu pun menargetkan Kabupaten Indramayu bebas stunting pada 2023 mendatang. Diharapkan, pada tahun tersebut, tidak ada lagi anak-anak Indramayu yang menderita stunting.
Wakil Bupati Indramayu, Supendi, meminta agar target Indramayu bebas stunting pada 2023 dilakukan secara jelas dan terukur. Bahkan, harus dibentuk satgas supaya lebih cepat dalam penanganannya.
"Kualitas pelayanan kesehatan di seluruh wilayah Kabupaten Indramayu juga harus menjadi perhatian serius agar masyarakat bisa terlayani secara maksimal," tegas Supendi.
Supendi mengungkapkan, kepuasan masyarakat tergantung dari pelayanan yang diberikan oleh jajaran Dinas Kesehatan. Untuk itu, ASN yang diberikan kepercayaan di bidang tersebut harus bisa mengemban amanah dan bertekad untuk mengatasi permasalahan kesehatan secara maksimal.
Supendi menambahkan, dari 49 puskesmas yang ada di Kabupaten Indramayu, pihaknya secara bertahap akan melakukan peningkatan status menjadi puskesmas dengan rawat inap. Hal itu untuk meningkatkan pelayanan kesehatan.