Senin 26 Nov 2018 03:03 WIB

Pemilu Standar Peradaban Bangsa

semakin jujur dan adil pelaksanaan pemilu berarti semakin beradab bangsa tersebut.

Rep: Rizki Suryandika/ Red: Agung Sasongko
Sudirman Said
Foto: dok. Pribadi
Sudirman Said

REPUBLIKA.CO.ID,  PEMALANG -- Direktur Materi Debat dan Kampanye Tim Pemenangan Nasional (TPN) Prabowo-Sandi, Sudirman Said menghadiri pelantikan Relawan PADI (Prabowo-Sandi) se-Kabupaten Pemalang pada Ahad, (25/11). Dalam kesempatan itu, ia menyatakan pemilu ialah ukuran atau standar peradaban bangsa. Menurutnya, semakin jujur dan adil pelaksanaan pemilu berarti semakin beradab bangsa tersebut.

"Karena itu penyelenggara Pemilu harus netral. Tidak boleh memihak salah satu paslon," katanya dalam siaran persnya.

Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral itu juga meminta aparat keamanan dan intelijen untuk menjaga netralitas. Ia mengimbau aparat harus melindungi dan mengayomi semua masyarakat tanpa pengecualian.

"Pemimpin politik silih berganti. Jika aparat tidak netral nanti bisa repot," ujar penanggungjawab PADI wilayah Jateng tersebut.

Sementara itu, Direktur Relawan PADI Ferry Mursidan Baldan menyampaikan hal serupa. Ia meminta pemerintah dan aparat penegak hukum tidak mengintervensi kewenangan penyelenggara Pemilu.

Misalnya dalam urusan, Daftar Pemilih Tetap (DPT), pemerintah wajib menyerahkan daftar penduduk yang sudah memiliki hak pilih. Dan yang memiliki wewenang menetapkan DPT adalah Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Jadi tidak elok jika pemerintah yang mengajukan DPT ke KPU. Ingat mata dunia selalu mengamati penyelenggaraan Pemilu di Indonesia. Jangan sampai peradaban kita dianggap rendah karena kecurangan dalam Pemilu," tuturnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement