REPUBLIKA.CO.ID, MUMBAI -- Sebuah organisasi Muslim di India, The Maharashtra Muslim Awami Committee (MMCA) menolak rencana peluncuran film Ayodhya yang seharusnya tayang Desember 2018. Film ini dinilai berpotensi menimbulkan kerusuhan di masyarakat, khususnya antara kaum Muslim dan Hindu.
"Kami telah memberi memorandum kepada Badan Sensor Film karena film ini berisi isu-isu kontroversial Islam (yang dianggap tidak konstitusional di India), seperti nikah halala dan talak tiga, juga pembongkaran Masjid Babri di Ayodhya pada 1992," kata Presiden MMCA Iliyas Kirmani, dilansir dari Hindustan Times, Senin (26/11).
Tragedi Ayodhya terjadi 6 Desember 1992. Saat itu Masjid Babri kebanggaan Muslim di Ayodhya dihancurkan sekitar 150 ribu kaum nasionalis Hindu ekstrimis. Padahal sebelumnya Mahkamah Agung India telah melarang pengrusakan dan penghancuran masjid tersebut.
Kaum ekstrimis Hindu yang didukung partai nasionalis India, Bharatiya Janata Party (BJP) memprovokasi masyarakat Hindu di India dengan mengatakan lokasi tempat berdirinya Masjid Babri yang didirikan Kaisar Mugal pada abad ke-16 Masehi itu awalnya adalah kuil Hindu. Klaim tersebut sayangnya tidak didukung fakta akurat.
Iliyas mengatakan telah melihat trailer film yang disutradarai Sanoj Misra tersebut. Menurutnya peluncuran film ini bulan depan bisa merusak kerukunan umat beragama yang sudah terbina saat ini, hingga menimbulkan masalah hukum dan gangguan ketertiban umum.
Salinan memorandum kepada Badan Sensor Film India ini, sebut Iliyas juga ditembuskan ke Chief Minister of Maharashtra, Devendra Fadnavis.