Selasa 27 Nov 2018 02:18 WIB

MUI Jakarta Bebaskan Umat Tentukan Pilihan di Pilpres 2019

Perbedaan pilihan politik jangan sampai berakibat pada perpecahan bangsa.

Ketua Umum MUI DKI Jakarta (kanan) KH Munahar Mukhtar
Foto: Republika/Fuji EP
Ketua Umum MUI DKI Jakarta (kanan) KH Munahar Mukhtar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia DKI Jakarta KH Munahar Mukhtar mempersilakan umat Islam untuk menentukan sendiri pilihan dalam ajang Pilpres 2019. Yang terpenting, perbedaan pilihan politik tak berakibat pada perpecahan bangsa.

"Silakan memilih siapa yang menurutnya terbaik, lebih baik untuk memimpin bangsa, tapi jangan sampai menyebabkan perpecahan bagi Umat Islam," kata Munahar di acara Taaruf dan Rapat Kerja Daerah I MUI Provinsi DKI Jakarta di Jakarta, Senin (26/11).

Menurut dia, setiap umat Islam terutama di Jakarta harus bisa menahan diri. Meski di media sosial terjadi perdebatan panas tapi sebaiknya tidak disikapi berlebihan.

"Ya harapan saya seperti disampaikan Pak Anies, di WhatsApp boleh panas, tapi panasnya jangan sampai dibawa keluar," kata dia merujuk Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang memberi sambutan di acara Rakerda MUI DKI.

Hal terpenting dari kontestasi politik, kata dia, adalah memilih calon tertentu tetapi sebaiknya kesatuan umat Islam tidak terpecah belah. Mengenai sikap MUI Jakarta dalam Pilpres 2019, dia belum dapat banyak berkomentar dan masih menunggu saat yang tepat.

Sementara saat ini, Munahar bersyukur ormas Islam di Jakarta dapat bersatu dalam wadah MUI. MUI menjadi rumah besar umat Islam, termasuk dari ormasnya.

"Alhamdulillah saat ini seluruh ormas yang ada di Jakarta berada di bawah MUI, mereka masuk dalam gerbong MUI seluruhnya, hampir seluruhnya," katanya.

Satu hal yang menjadi penanda kesamaan visi ormas Islam, kata dia, sebagaimana sikap mereka terhadap suatu persoalan. Ketika ada persoalan keagamaan, sosial dan kemasyarakatan ormas Islam cenderung memiliki arah suara yang sama dalam menyikapi berbagai perihal tersebut.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement