Selasa 27 Nov 2018 05:19 WIB

PTPN X Manfaatkan Limbah Tebu untuk Pupuk Cair

Pupuk cair sebagai pengganti pupuk bersubsidi.

Dua buruh semprot membawa selang untuk menyemprot pupuk cair di Desa Semiring, Mangaran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu (17/7).
Foto: Antara Foto/Seno S
Dua buruh semprot membawa selang untuk menyemprot pupuk cair di Desa Semiring, Mangaran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu (17/7).

REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X memanfaatkan limbah bioetanol untuk diolah menjadi produk pupuk cair yang mampu menyuburkan tanah serta tanaman tebu. Pupuk cair ini bisa digunakan sebagai pengganti pupuk bersubsidi yang kini kuotanya dikurangi oleh pemerintah.

"Kebetulan ada salah satu anak perusahaan yang memproduksi bioetanol, limbahnya kami kelola dan ini bisa menyuburkan tanaman dan juga memperbaiki struktur tanah," kata Kepala Bidang Sekretaris Perusahaan dan PKBL PTPN X Soekamto Partowidjojo di Kediri, Jawa Timur, Senin (26/11).

Soekamto mengungkapkan produksi bioetanol sudah dilakukan sekitar 100 ribu liter. Untuk sementara, bioetanol diekspor ke berbagai negara namun untuk limbah diolah sendiri menjadi pupuk cair. Pemanfaatan pupuk tersebut untuk para petani tebu di wilayah PTPN X.

Dia menyebut, jumlah tebu yang tergiling pada musim giling 2018 ini relatif turun ketimbang tahun sebelumnya yakni ada sekitar 4,1 juta tebu dengan rendemen antara 8,14 dengan jumlah gula yang dihasilkan hingga 340 ribu ton. Selain faktor cuaca, pengelolaan tanah juga menjadi perhatian tersendiri bagi perusahaan.

Ia mengungkapkan perusahaan terus berupaya untuk memberikan fasilitas pada petani, sehingga mendorong mereka bersemangat agar produksi juga lebih ditingkatkan. Salah satu yang dilakukan dengan gencar sosialisasi pemanfaatan kompos. Pupuk dengan bahan baku dari alam ini bermanfaat untuk kesuburan tubuh. Terlebih lagi, saat ini pemerintah mengurangi alokasi pupuk bersubsidi untuk tanaman tebu.

"Jumlah pupuk bersubsidi berkurang dan ini akan berdampak pada minat petani (tanam tebu) menjadi turun, karena penghasilan kurang dibandingkan dengan tanaman lain. Selain itu, karena pupuk subsidi sulit, makanya teman-teman petani alihkan pupuk yang lebih murah, sehingga kualitas turun. Ini yang kami khawatirkan," kata dia.

Ia juga mengungkapkan solusi lain untuk meningkatkan kesuburan tanah dengan tidak melakukan pembakaran daun tebu setelah panen. Jika hal ini dilakukan justru berdampak negatif yakni menyebabkan polusi udara hingga mengurangi kesuburan tanah, sehingga dianjurkan diberi cairan khusus guna mempercepat pelapukan daun.

"Kami ajak petani untuk meningkatkan bahan organik dengan tidak bakar daun tebu setelah ditebang tapi diupayakan daun sisa tebu yang ditebang dikelola dengan cara disemprot dengan pupuk dicampur air sehingga dekomposisi pelapukan lebih cepat, tanah tetap subur," kata dia.

Sementara itu tingkat kesuburan tanah untuk tanaman tebu bisa dilakukan dengan pemahaman yang baik tentang pengelolaan tanah. Lahan tanaman tebu bisa terus produktif dan produktivitasnya juga baik, sehingga tingkat kesejahteraan petani tebu juga menjadi lebih baik.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement